Advertisement
Pertunjukkan Lumba-Lumba di Sleman Tuai Protes
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Pertunjukan lumba-lumba dan aneka satwa yang dilaksanakan oleh PT Wesut Seguni Indonesia (WSI) di Lapangan Denggung, Sleman mulai 6 September hingga 13 Oktober mendatang diprotes.
Asisten Manager Program Animal Friends Jogja (AFJ), Among Prakoso mengatakan sikap AFJ menolak adanya eksploitasi satwa. Menurut dia lumba-lumba seharusnya berada di alam, di lautan luas sebagai habitat aslinya. “Bukan justru berada di kolam kecil,” kata Among, Jumat (13/9/2019).
Advertisement
AFJ, kata dia, sempat memprotes keberadaan pentas lumba-lumba tersebut, bahkan lembaganya sudah melayangkan surat permintaan audiensi ke Bupati Sleman. “Namun, hingga kini belum ada tanggapan,” ujar dia.
Selain itu, sebagai lembaga pemegang status Lembaga Konservasi, WSI harusnya fokus ke pengembangbiakan satwa, khususnya lumba-lumba agar hewan tersebut tidak punah. “Tapi selama ini tidak ada laporan ada individu lumba-lumba yang lahir di penangkaran WSI,” ujar dia.
Salah satu staf PT WSI, Uus Nasrullah mengklaim apa yang dilakukan perusahaannya sudah sesuai regulasi. Selain itu, kata dia, pertunjukan tersebut juga sudah mengantongi izin. “Kesejahteraan satwa kami perhatikan, baik dari segi pengangkutan, air dan lain sebagainya. Misalnya sirkulasi air, diperhatikan dan dibuat agar air tidak keruh, air yang digunakan juga dicek menggunakan laboratorium,” kata dia.
Selain itu, kata Uus, perusahannya juga sudah menyediakan dokter hewan yang bertugas untuk mengecek kesehatan satwa. “Saat pertunjukan, satwa juga ada jeda istirahat, jadi tidak ada eksploitasi hewan,” ucap dia.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah 1 Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY Untung Suripto mengatakan PT WSI merupakan lembaga konservasi resmi dan ada Surat Keputusan (SK) yang berlaku, selain itu juga sudah mengantongi izin peragaan satwa. “Secara administrasi WSI tidak ada masalah, terkait dengan kolam, kualitas air, yang diatur dalam regulasi, itu juga dipenuhi oleh WSI,” ucap dia, Jumat (13/9).
Kegiatan tersebut pun, diakui dia diawasi ketat oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY. "Selama tiga hari sekali kami cek. Termasuk air setiap hari kami minta kualitas air untuk diukur,” kata dia.
Soal sorotan aktivis pecinta satwa mengenai kolam yang tidak seluas lautan serta kualitas air yang digunakan, menurut dia wajar, lantaran yang dilakukan oleh PT WSI sebatas peragaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Seorang Polisi Berkendara dalam Kondisi Mabuk hingga Tabrak Pagar, Kompolnas: Memalukan!
Advertisement
Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Baru KRL Solo Jogja Berangkat dari Stasiun Palur, Jumat 19 April 2024
- Jadwal KA Prameks Kutoarjo Jogja, Jumat 19 April 2024
- Libur Lebaran Usai, Berikut Jadwal dan Tarif Terbaru Bus Damri dari Jogja ke Bandara YIA
- Top 7 News Harianjogja.com Jumat 19 April 2024, Timnas Indonesia Kalahkan Australia, Bus Terbakar di Gamping
- Cuaca DIY Hari Ini Jumat 19 April 2024: Jogja, Sleman dan Gunungkidul Hujan Lebat Disertai Petir
Advertisement
Advertisement