Advertisement

Masih Pancaroba, Tanah Longsor Mulai Mengancam Warga di Gunungkidul

David Kurniawan
Minggu, 08 Desember 2019 - 07:17 WIB
Nina Atmasari
Masih Pancaroba, Tanah Longsor Mulai Mengancam Warga di Gunungkidul Salah satu titik longsor di Semin. - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Hujan di wilayah Gunungkidul belum sepenuhnya turun dengan merata. Meski demikian, ancaman longsor khususnya bagi masyarakat di wilayah rawan mulai terlihat.

Kejadian longsor ini salah satunya terlihat pada talut sepajang lima meter dan tinggi lima meter ambrol di Dusun Pijenan, Pundungsari, Semin pada Jumat (6/12/2019) petang. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun diperkirakan kerugian mencapai jutaan rupiah.

Advertisement

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, talut yang ambrol terjadi di perkarangan milik Muhaini. Perisitiwa ini terjadi dikarenakan hujan deras yang mengguyur wilayah Semin sejak Jumat sore. “Kerukasan hanya pada talut dan longsoran tidak sampai ke rumah,” katanya kepada Harianjogja.com, Sabtu (7/12/2019).

Menurut dia, dari sisi perkembangan cuaca, kondisi saat ini belum memasuki musim hujan. Hal ini dikarenakan masih pada tahap peralihan dari kemarau ke penghujan. Meski demikian, di masa pancaroba ini, potensi bencana harus tetap diwaspadai karena embusan angin kencang dan hujan deras dapat menimbulkan kerusakan seperti rumah ambruk maupun tanah longsor.

Untuk potensi rawan longsor terjadi di wilayah utara seperti Kecamatan Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin dan Ponjong. Edy pun berharap, masyarakat yang tinggal di zona rawan untuk berhati-hati dan waspada saat hujan turun dengan derasnya. “Antisipasi penting agar saat kejadian jumlah kerugian bisa ditekan,” katanya.

Edy menuturkan, di waktu yang hampir bersamaan dengan ambrolnya talut di Pundungsari, di daerah lain juga terjadi musibah lain. Sebagai contoh di wilayah Krambilsawit, Saptosari, warga harus merasakan pemadaman karena tiang listrik ambruk diterjang angin kencang.

Hal sama juga terlihat di Desa Beji, Ngawen. Akibat terjangan lisus, satu keluarga terpaksa mengungsi karena rumah yan ditinggali nyaris ambruk. “Total ada empat kejadian yang terjadi pada Jumat [kemarin]. Satu kejadian lagi adalah atap rumah rusak di wilayah Desa Natah, Ngilpar,” ungkapnya.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana, BPBD Gunungkidul Agus Wibowo Arifianto mengatakan, musiban ataupun bencana tidak bisa diprediksi kapan datangnya. Namun untuk antisipasi, BPBD terus melakukan mitigasi kebencaanaan. Hal ini dilakukan agar masyarakat mengetahui dan paham terkait dengan kesiapsiagaan kebencanaan. “Harapannya dengan sosialisasi masyarakat bisa tahu sehingga saat terjadi musibah kerugiannya bisa ditekan,” katanya.

Menurut dia, upaya sosialisasi kebencanaan tidak hanya dilakukan dengan pertemuan dengan masyarakat. Namun langkah nyata dari pencegahan dilakukan dengan memperluas jaringan desa tangguh bencana (Destana) di Gunungkidul.

“Memang belum menyasar ke seluruh wilayah, tapi BPBD akan terus memperluas jaringan destana. Untuk tahun depan sudah disiapkan enam paket pendirian destana baru,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja

Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja

Jogjapolitan | 4 hours ago

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Seorang DPO Kasus Korupsi Pembangunan Pasar Rakyat Ditangkap di Papua

News
| Sabtu, 20 April 2024, 09:27 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement