Advertisement

Masih Ada Lurah di Jogja Sulit Bicara di Depan Publik

Lugas Subarkah
Rabu, 18 Desember 2019 - 21:47 WIB
Arief Junianto
Masih Ada Lurah di Jogja Sulit Bicara di Depan Publik Ilustrasi perangkat desa. - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Kemampuan lurah di Jogja untuk berbicara di depan publik masih rendah. Banyak di antara lurah di Jogja yang belum memenuhi kemampuan standar untuk berbicara di depan warganya.

Wakil Wali Kota Jogja, Heroe Poerwadi, mengatakan dari hasil kompetisi bertajuk Lurah Bicara yang digelar oleh Pemerintah Kota Jogja di Balai Kota Jogja, Rabu (14/12/2019), masih banyak lurah yang kesulitan berbicara di depan publik. Padahal lurah adalah ujung tombak yang harus bisa menyampaikan segala program Pemkot kepada masyarakat.

Advertisement

Itulah sebabnya, lurah dituntut untuk bisa setidaknya mampu menyampaikan program dengan jelas kepada masyarakat. “Setelah kami cermati, masih ada beberapa lurah yang belum memenuhi kemampuan standar seorang lurah untuk berbicara kepada masyarakat. Menyampaikan apa yang menjadi persoalannya dan apa yang akan diselesaikan," ujarnya saat ditemui di sela-sela Lurah Bicara, Rabu.

Tak hanya itu, dia juga masih menemukan beberapa lurah yang kesulitan menggambarkan dan mempresentasikan potensi di wilayahnya masing-masing. Padahal sebenarnya wilayahnya itu memiliki potensi besar. "Cara menghimpun data, merumuskan masalah dan penyelesaian kadang enggak sinkron," katanya.

Paradigma Standar

Menurut dia kendala tersebut akan membuat segala program dan inovasi yang dilakukan Pemkot di tingkat kelurahan akan jadi muspra. "Akhirnya kami tahu masih ada juga lurah yang untuk mengidentifikasi masalah saja kesulitan. Ada juga lurah yang cara berpikirnya terlampau standar, tidak problem solving," kata dia.

Kepala Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Jogja, Octo Noor Arafat, menjelaskan dalam Lurah Bicara, masing lurah diberi waktu 15 menit untuk memaparkan potensi wilayahnya masing-masing; enam menit untuk tanya jawab dan satu menit closing statement. “Kami ingin ketika lurah berbicara di forum apa pun itu, tidak ndladrah, tetapi poin-poinnya bisa didapatkan. Tatas, titis, tetes, tutug, tekan,” katanya.

Sebagai catatan, Pemkot Jogja melibatkan tiga orang sebagai juri dalam Lurah Bicara. Ketiganya masing-masing adalah akademisi UGM Arie Sujito; insan pers Octo Lampito; dan pakar public speaking Linda Karisa.

Dengan berbekal kemampuan public speaking, lurah diharapkan bisa menjembatani antara program-program pemerintah dan masyarakat. “Terlebih sekarang masing-masing kelurahan digelontor Dana Kelurahan. Jadi selain mampu mengelola Dana Kelurahan, lurah hendaknya berkomunikasi dengan baik, tak hanya kepada masyarakat tetapi juga pada lembaga seperti LPMK, kampung RT dan RW,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Yusril Serahkan Berkas Putusan Asli MK ke Prabowo Subianto

News
| Selasa, 23 April 2024, 21:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement