Advertisement

DIY Masih Punya Waktu Mengendalikan Transmisi Lokal Corona Agar Tak Meluas

Sunartono
Rabu, 22 April 2020 - 22:17 WIB
Bhekti Suryani
DIY Masih Punya Waktu Mengendalikan Transmisi Lokal Corona Agar Tak Meluas Foto ilustrasi. - Ist/Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Kasus transmisi lokal penularan virus Corona, sudah terjadi di DIY. Pemerintah masih punya waktu untuk mengendalikan penularan agar tak meluas.

Pemda DIY akhirnya mengakui adanya transmisi lokal atau penularan lokal dari generasi kedua hingga ketiga dalam penyebaran Covid-19.

Advertisement

Pengakuan Pemda DIY terkait adanya penularan lokal itu disampaikan oleh Ahli Epidemiologi UGM Riris Andono Ahmad dan Wakil Ketua Sekretariat Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY Biwara Yuswantana di BPBD DIY, Rabu (22/4/2020) petang.

Dari 713 kasus yang terkonfirmasi per Rabu (22/4/2020), telah dilakukan penyelidikan epidemiologi dan kontak tracing terhadap 71 kasus. Hasilnya ada 51 kasus memiliki riwayat kasus paparan dari luar DIY terutama dari wilayah zona merah. 51 kasus ini dicatat sebagai generasi pertama. Kemudian dari kontak tracing telah ditemukan 12 kasus yang tertular dan disebut sebagai generasi kedua.

Sebanyak 12 kasus generasi kedua ini menularkan kepada tiga kasus yang dicatat sebagai generasi ketiga. Di luar itu ada lima kasus di DIY yang misterius dan tidak bisa terlacak riwayat penularannya.

Riris Andono Ahmad mengatakan transmisi lokal untuk generasi kedua ada di semua kabupaten dan kota di DIY. Sedangkan generasi ketiga pihaknya belum bisa menyampaikan karena harus menuduh suatu wilayah tertentu. “Saya tidak berani mengatakan [kabupaten/kota mana yang sudah ada penularan generasi ketiga],” katanya.

Sedangkan untuk lima kasus yang tidak terlacak riwayat itu disebabkan karena tertular oleh orang yang positif namun masih berkeliaran. Bahkan seperti ibu rumah tangga dan pensiunan yang mobilitasnya rendah bisa berpotensi tertular dari pihak yang dia sendiri tidak tahu bahwa orang itu sebagai pembawa virus. “Ini menjadi indikasi adanya penularan cukup meluas tetapi kita tidak tahu ada di mana,” ucapnya.

“Sebuah kasus itu bisa berpotensi menularkan dua atau tiga maka jika semakin banyak kasus di DIY akan semakin banyak tertular itu disebut penularan lokal yang meluas. Kalau penularan lokal meluas akan sulit memotong rantai transmisinya, hanya bisa mengurangi tetapi tidak sampai menghentikan penularan,” katanya lagi.

Meski demikian pria yang akrab disapa Doni belum dapat memastikan butuh waktu berapa lama untuk bisa dikategorikan penularan lokal meluas dengan adanya tiga kasus generasi ketiga di DIY.

Tetapi ia mengatakan jika dilihat pola penyebaran awal kasus ini berasal dari kelompok menengah ke atas yang hobi traveling dan sebagainya. Di mana pola interaksi mereka biasanya terbatas sehingga tidak mudah menyebar ke masyarakat lainnya.

“Ini masih perlu pendalaman lebih lanjut, tetapi ini yang saya kemudian melihat penularan tidak secepat kami kira sebelumnya,” katanya.

Ia mengatakan screening memang harus ditingkatkan agar bisa meluas untuk mengetahui orang yang dinyatakan positif. Pihaknya belum dapat memastikan estimasi kebutuhan ideal dari screening baik RDT maupun PCR yang seharusnya dilakukan untuk menekan laju penyebaran di DIY. Tetapi ia memberikan gambaran bahwa jika kapasitas diagnostik ditingkatkan sepuluh kali lipat dari sekarang, maka akan bisa mereduksi penularan.

Tetapi jika kapasitas diagnostic baik RDT maupun PCR masih terbatas yang bisa ditempuh adalah warga yang ditetapkan sebagai PDP dan ODP harus benar-benar dipisahkan dari populasi. Karena hal ini akan membantu mengurangi penularan atau resiko transmisi.

Menurutnya DIY masih memiliki waktu untuk segera bisa menghentikan penularan. Tetapi perlu diingat adalah, ketika bisa memutus rantai penularan saat ini bukan berarti aman, karena sebagian besar populasi masih bisa terinfeksi ketika viru sudah menyebar di banyak tempat di Indonesia. “Sehingga dari waktu ke waktu akan menjadi sesuatu yang bisa muncul kembali. Kecuali kalau kita mendapatkan vaksin untuk memproteksi secara keseluruhan,” katanya.

Saat posisi kasus lebih banyak pada generasi pertama, generasi kedua dan ketiga cenderung lebih sedikit. Apabila bisa segera dihentikan agar tidak timbul penularan ke generasi berikutnya maka akan terhenti. Tetapi jika dibiarkan, justru penularan akan semakin meningkat.

Oleh karena social distancing sangat perlu dilakukan oleh masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Setelah Lima Hari, 2 Wisatawan yang Berenang di Zona Hahaya Pangandaran Ditemukan Tewas

News
| Rabu, 24 April 2024, 20:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement