Advertisement

Dinkes Sleman Screening Nakes dengan RDT Lokal RI-GHA Covid-19

Lajeng Padmaratri
Kamis, 18 Juni 2020 - 20:27 WIB
Maya Herawati
Dinkes Sleman Screening Nakes dengan RDT Lokal RI-GHA Covid-19 (Dari kiri ke kanan), Dekan FKKMK UGM, Ova Emilia; Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Ika Dewi Ana; Bupati Sleman Sri Purnomo; dan Kepala Dinkes Sleman, Joko Hastaryo saat serah terima RI-GHA untuk screening tenaga kesehatan di Puskesmas Mlati II, Kamis (18/6). (Harian Jogja - Lajeng Padmaratri)

Advertisement

Harianjogja.com, MLATIPemerintah Kabupaten Sleman bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan screening Covid-19 untuk tenaga kesehatan puskesmas dan komunitas di Kabupaten Sleman. Screening ini dilakukan menggunakan rapid diagnostic test (RDT) lokal yaitu RI-GHA.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo menuturkan screening akan ditujukan untuk sekitar 1.500 tenaga kesehatan di 25 puskesmas di Kabupaten Sleman. Pada kesempatan pertama, screening dilakukan di Puskesmas Mlati II pada Kamis (18/6).

Advertisement

"Untuk seluruh karyawan Puskesmas Mlati II ada 81 tenaga kesehatan, semua akan dites menggunakan RI-GHA, terus nanti dilakukan uji swab juga," ujar Joko pada Kamis ketika ditemui di sela-sela program screening di Puskesmas Mlati II.

Selain tenaga kesehatan, screening juga akan ditujukan kepada 30 masyarakat di setiap dusun yang nanti akan dipilih dengan metode sampling. Penggunaan RDT RI-GHA ini kepentingannya untuk tracing sejauh mana keberadaan virus Corona di komunitas masyarakat Sleman.

Joko menuturkan penggunaan RDT RI-GHA merupakan kerjasa ma antara Pemkab Sleman dengan FKKMK UGM. Selama ini, RDT yang digunakan Pemkab Sleman masih berasal dari rekanan yang harganya cenderung mahal. Kali ini, untuk tracing Covid-19 pada tenaga kesehatan dan komunitas di Kabupaten Sleman, ia memilih menggunakan RI-GHA.

Perlu diketahui bahwa RDT RI-GHA merupakan RDT hasil penelitian akademisi UGM bekerja sama dengan Universitas Airlangga dan Laboratorium Hepatika Mataram serta didukung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).

Alat ini dinilai lebih unggul dibandingkan RDT biasanya lantaran hasilnya bisa dibaca lebih cepat, spesifik, mudah digunakan, dan biaya produksinya lebih terjangkau.

Saat ini, Pemkab Sleman mendapatkan RDT RI-GHA gratis dari UGM dengan sasaran 4.000 tes. Meski begitu, jika ke depannya alat ini sudah diyakini secara ilmiah efektif, spesifisitas, maupun sensitivitasnya maka Pemkab akan mengembangkannya lantaran kebutuhan tes terus meningkat.

"Harganya infonya murah sekali sekitar Rp30.000 kalau besok dijual bebas. Ini sambil kita mendapatkan kesempatan dari UGM sambil kita memanfaatkan tracing luas," terangnya.

Pemilihan Puskesmas Mlati II sebagai lokasi awal screening sendiri diakui Joko lantaran beberapa waktu lalu merebak klaster penyebaran virus dari supermarket yang ada di wilayah ini. Untuk itu, diputuskan untuk melakukan tracing kepada tenaga kesehatan dan komunitas di wilayah ini.

Tak hanya itu, keberadaan pelayanan kesehatan yang terhambat lantaran pandemi menyebabkan masalah kesehatan yang berkepanjangan. Hal itu lantaran berkurangnya akses masyarakat ke layanan kesehatan yang dibatasi, muncul stigma terhadap faskes, dan ketakutan berlebihan.

Sehingga, screening terhadap tenaga kesehatan ini ia nilai menjadi langkah yang baik untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat bahwa berobat ke faskes itu aman.

Diawali Maret

Peneliti RI-GHA dari FKKMK UGM, Sofia Mubarika menambahkan penelitian ini sudah diawali sejak Maret lalu. Menurutnya, tingkat keakurasiannya setelah dicek dengan 40 sampel dari Litbangkes yang positif Covid lalu dikonfirmasi dengan PCR menunjukkan Igm 98%.

"Sementara spesifisitas diujikan menggunakan 100 koleksi sampel di RSUD Mataram menunjukkan 98% dan Igg 100 persen. Dari situ kami sepakat langsung bisa dilepas untuk uji validasi," kata Rika. (ADV)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Setelah Lima Hari, 2 Wisatawan yang Berenang di Zona Hahaya Pangandaran Ditemukan Tewas

News
| Rabu, 24 April 2024, 20:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement