Advertisement
Guguran Lava Pijar Gunung Merapi Meluncur 11 Kali ke Barat Daya
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Guguran lava masih terus keluar, meskipun belum teramati kembali awan panas guguran.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida, mengatakan pada periode pengamatan selama 6 jam terbaru atau tepatnya Jumat (16/4/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, teramati sejumlah guguran lava. Guguran lava itu masih menuju ke arah barat daya.
Advertisement
"Teramati 11 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 800 meter ke arah barat daya," ucap Hanik dalam dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/4/2021).
Baca juga: Mudik Lebaran Dilarang, Perantau di Jogja Mulai Pulang Kampung Awal Ramadan
Tercatat juga sejumlah kegempaan guguran sebanyak 28 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 3 kali. Sedangkan asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 30 meter di atas puncak kawah.
Sementara itu pada periode pengamatan 24 jam sebelumnya tepatnya pada Kamis (15/4/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB, Merapi juga sudah menunjukkan aktivitasnya. Guguran lava yang teramati juga meluncur ke arah barat daya.
"Teramati 3 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 800 meter ke arah barat daya," ujarnya.
Pada periode pengamatan 24 jam terbaru tersebut terlihat asap kawah berwarna putih. Asap sulfatara itu muncul dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 200 meter di atas puncak kawah.
"Untuk kegempaan terjadi kegempaan guguran sebanyak 139 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 5 kali, serta tektonik jauh sejumlah 2 kali," imbuhnya.
Baca juga: THR, Lembaga Kerjasama Tripartit Bantul Sepakat Ciptakan Suasana Kondusif
Hanik menambahkan, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.
Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Setelah Lima Hari, 2 Wisatawan yang Berenang di Zona Hahaya Pangandaran Ditemukan Tewas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Kereta Bandara YIA Rabu 24 April 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Rabu 24 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
- Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Rabu 24 April 2024, Tiket Rp50 Ribu
- Jadwal Kereta Api Prameks Jogja-Kutoarjo Rabu 24 April 2024
- Jadwal KRL Solo-Jogja, Berangkat dari Palur Rabu 24 April 2024
Advertisement
Advertisement