Advertisement
Warung Kelontong Dimudahkan dengan Aplikasi Dagangan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Sebuah aplikasi online bernama Dagangan memberikan kemudahan kepada para pemilik warung kelontong, pedagang kecil serta produsen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Beragam kebutuhan rumah tangga bisa distok lebih cepat.
Founder Dagangan Ryan Manafe mengatakan aplikasi buatannya tidak hanya menyasar kota besar, tetapi justru lebih ke daerah yang jauh dari keramaian seperti pedesaan. Melalui aplikasi tersebut bisa saling menghubungkan antara produsen barang skala mikro atau UMKM kepada konsumen. Selain itu bisa menghubungkan produsen UMKM dengan bakul sejenis pedagang kelontong.
Advertisement
"Karena melalui aplikasi ini, barang produk daerah seperti gula merah yang UMKM Kulonprogo bisa dibawa keluar. Selama sebulan kami membawa sekitar 10 ton gula dari Kulonprogo pemesanan lewat aplikasi ini. Kami akan bawa puluhan hingga ratusan produk ini ke luar untuk membantu produk UMKM," ungkapnya saat bertemu dengan pelaku UMKM di Jogja, Sabtu (19/6/2021).
Aplikasi tersebut bisa diunduh di playstrore, di dalamnya ada berbagai menu barang yang bisa dipesan baik dalam partai besar. Barang yang ada stoknya akan langsung tersedia di menu, adapun pembayaran bisa melalui sistem COD. Ryan mengklaim, sistem ini sangat memudahkan warung kelontong untuk menambah stok barang cukup sekali klik melalui smartphone. Sehingga tidak membuang waktu dan tetap bisa menjag warungnya.
"Kami mengcover sekitar 3.000 desa lebih baik di DIY, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Harganya bersaing, barang bisa sampai ke pemesan sebelum 24 jam sejak pemesanan. Barang kami ada di beberapa titik gudang, semuanya produk UMKM," katanya.
Wisnu Hermawan Kabid Layanan Bidang Kewirausahaan Dinas Koperasi UMKM DIY menilai aplikasi Dagangan menjadi solusi bagi pemilik warung untuk menambah stok barang tanpa harus keluar rumah. Karena saat ini situasi sulit, di satu sisi harus mengurangi kerumunan atau interaksi namun di sisi laib pelaku UMKM harus bertahan dengan kondisi ekonominya. Salah satu sektor pariwisata yang belum membaik solusinya harus berintegrasi dengan UKM untuk menjalani bisnis model e commerce. Kehadiran aplikasi online menjadikan masyarakat punya banyak pilihan untuk bertransaksi secara digital.
"Banyak produk lokal DIY yang nanti bisa dijual seperti teh, coklat nglanggeran, produk olahan ikan pantai selatan. Kalau bisa dihadirkan ke kota lebih baik.di dinas ada fasilitasi free ongkir, saya mensupport market place model dagangan dengan menggandeng bakul di desa-desa," ucapnya.
Salah satu pedagang kelontong asal Prambanan Sleman Imam Rofii mengaku telah menggunakan aplikasi tersebut sejak beberapa bulan terakhir. Menurutnya aplikasi sangat membantu dan proses pengiriman barang tergolong cepat. Ia berharap stok barang bisa terus ditambah.
"Dari sisi harga lebih murah dibandingkan yang lain, selain itu stok barang bisa sampai lebih cepat, saya tinggal pesan klik lewat ponsel," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Bawaslu Sragen Buka Pendaftaran Panwascam Pilkada 2024, Baru untuk Existing
- Giliran Komunitas Otomotif Jepara Dukung Kapolda Jateng Maju Cagub Jateng 2024
- BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik
- Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Rekrutmen Badan Ad Hoc Pilkada 2024 Dimulai, Bawaslu DIY Beri Catatan Ini untuk KPU
- Pelaku UMKM di Jogja Didorong Segera Urus Sertifikasi Halal Sebelum Oktober 2024
- Info Stok Darah dan Jadwal Donor Darah Rabu 24 April 2024 di PMI se-DIY
- 4 Produk Lokal DIY Mendapatkan Sertifikasi Indikasi Geografis, Ini Manfaatnya
- Budayawan di Jogja Dilibatkan Pembuatan Maskot Pilkada 2024
Advertisement
Advertisement