Imbas Sepi Penumpang, YIA Genjot Pendapatan Non Aero

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Yogyakarta International Airport atau Bandara YIA bakal menggenjot potensi pendapatan di luar penerbangan atau non aero hingga berkontribusi sebanding dengan pendapatan dari bisnis penerbangan.
PTS General Manager Bandara Internasional Yogyakarta Agus Pandu Purnama menuturkan sedang berbenah untuk mengoptimalkan pelayanan dan mengembangkan bisnis non aero. Menurutnya potensinya masih cukup besar untuk mengejar pendapatan dari pelayanan jasa non penumpang pesawat.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
“Saat ini porsi pendapatan non aero masih sebesar 30 persen. Kami setidaknya ingin menyeimbangkan menjadi 50 – 50. Rasanya agak sulit kalau di atas itu,” ujarnya, Minggu (6/2/2022).
Upaya yang sedang dilakukan oleh pihak bandara adalah dengan mengubah bandara supaya bisa menjadi destinasi wisata. Pengelola YIA pun telah menyiapkan Airport Educational Tour.
Dengan program ini, masyarakat yang tidak melakukan penerbangan tetap bisa mengetahui seluk beluk terkait dengan bandara sampai ke landasan. Banyak masyarakat dari luar Yogyakarta yang tertarik seperti dari Bandung dan Jawa Timur.
Kemudian, pihaknya uga menciptakan komunitas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di luar kegiatan bandara. Terlebih YIA juga memang didesain sebagai bandara unggulan yang dilengkapi mitigasi bencana, estetika keragaman sejarah Yogyakarta. Agus menyebut banyak area publik menarik yang bisa diakses oleh masyarakat di YIA.
“Kami juga sudah memperbolehkan tak hanya bagi penumpang pesawat yang Check in. Tapi kerabat dan keluarga yang ingin mengantar juga sudah bisa masuk area check in dengan syaratnya kesehatan yang dipenuhi. Mereka diharapkan bisa menggairahkan tenan makanan dan minuman di dalam bandara,” katanya.
Belum lagi, pihaknya juga mencermati bahwa 40 persen penumpang bandara juga turun ke wilayah tugu Malioboro. Kawasan Tugu Malioboro YIA merupakan duplikat ikon Kota Yogyakarta yaitu kawasan Malioboro dan Tugu.
Sudut ini menghadirkan musik pengamen, stand oleh-oleh, stand lesehan, jajanan siap saji, sudut lukis wajah, stand makanan khas kering, becak shuttle, bonceng sepeda shuttle, gerobak dorong shuttle, dan lainnya. Hal ini diharapkan dapat mendorong masyarakat umum untuk menikmati kuliner UMKM.
Terbaru, pihaknya juga membuka rute bersepeda di kawasan bandara. Namun, potensi pendapatan non aero yang cukup besar kedepannya juga bakal diperoleh dari pengembangan kawasan airport city.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
- Skema Zero Down Time PLN Tetap Disiapkan meski Piala Dunia U-20 di Solo Batal
- Survei Populix, Ponsel Samsung Paling Banyak Dipakai di Indonesia
- Profil Irjen Karyoto, Lulusan Akpol Asal Pemalang yang Jadi Kapolda Metro Jaya
- Pamsimas & PAM Swadaya Harusnya Dilarang Berdiri di Daerah Layanan PDAM Sragen
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Deretan Warung Sate di Seputaran Imogiri, Serbu Saat Buka Puasa!
Advertisement
Berita Populer
- Gunungkidul Kemungkinan Gelar Pemilihan Lurah 2024 Serentak pada 2025
- Halte Becak Kayuh Didekatkan dengan Trans Jogja, Tukang Becak: Sama Saja, Tetap Remuk Pendapatan
- Pemkab Janji Tak Ada Jalan Berlubang di Sleman Saat Mudik Lebaran 2023
- Siap-Siap Daftar! Pemkab Bantul Ajukan 500 Formasi untuk Penerimaan ASN Tahun Ini
- Wow! Hestia Connecting Hotel Jogja Hadirkan Promo Bukber All You Can Eat Rp75.000
Advertisement