Advertisement
UGM Gelar Konferensi Internasional tentang Penyakit Menular
![UGM Gelar Konferensi Internasional tentang Penyakit Menular](https://img.harianjogja.com/posts/2022/11/15/1117718/seminar-kesehatan-ugm-ok.jpg)
Advertisement
SLEMAN - Pusat Kedokteran Tropis, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM) menggelar Gadjah Mada International Conference on Tropical Medicine 2022 secara daring, Selasa (15/11/2022). Forum ini mempertemukan para ilmuwan, profesional kesehatan hingga ahli dari berbagai disiplin.
Rektor UGM Prof. Ova Emilia mengatakan saat ini malaria masih menjadi masalah besar di Indonesia. Selain itu, ada juga penyakit menular lainnya yakni tuberkulosis dan HIV. Penyakit ini mempengaruhi keberlangsungan kehidupan masyarakat Indonesia.
Advertisement
"Perubahan iklim membuat infeksi penyakit ini semakin besar. Lebih dari itu covid merupakan masalah kesehatan besar dalam beberapa tahun terakhir semakin memperburuk keadaan," ucapnya dalam sambutan.
Konferensi ini diharapkan bisa mencari jalan keluar masalah penyakit menular ini, karena perlu untuk segera dilakukan. Kebijakan perlu segera dibuat untuk mengatasi infeksi ini.
Baca juga: Jokowi Ingin Pulang Solo Usai Tak Jabat Presiden, Ingin Jadi Rakyat Biasa
"Sehingga bisa berkolaborasi membuat kebijakan baru penyakit tropical. Penyakit menular ini perlu untuk segera diatasi," kata Ova.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan berbagai masalah kesehatan terkait penyakit tropis masih jadi pekerjaan rumah bagi Indonesia. Seperti malaria, HIV dan penyakit tropis lainnya. Sebagai negara tropis maka perlu membuat kebijakan terkait penyakit ini.
"Kebijakan tersebut untuk mencegah penyakit ini berkembang lebih besar lagi. Melalui teknologi dan pengobatan untuk eliminasi malaria, DBD," ucapnya.
Untuk mencapai hal tersebut diperlukan kerjasama berbagai sektor, baik privat dan publik. "Kami harapkan semua peserta dan pihak terkait bisa kerjasama atasi masalah penyakit tropical di negara Indonesia."
Peneliti Malaria, Kesehatan Ibu & Anak, dr. Jeanne Rini Poespoprodjo mengatakan morbiditas dan mortalitas malaria trennya menurun. Untuk mencapai ini tidak bisa dikerjakan sendiri, namun diperlukan kerjasama dengan semua pihak.
Salah satu strategi yang bisa dilakukan yakni dengan memberikan akses yang lebih besar pada pengobatan malaria. Selain itu elemen pendukung lainnya yakni meningkatkan alat-alat pengobatan penguatan lingkungan.
"Seperti peningkatan komitmen politik dan keuangan, kerjasama dengan berbagai departemen pemerintah sehingga dapat mendukung penurunan angka malaria di Indonesia."
Saat pandemi covid terjadi dan dilakukan berbagai pembatasan, berdampak pada penurunan penanganan malaria. Sebesar 60 persen negara tidak melakukan penanganan malaria, pendistribusian obat akibat pandemi.
"Malaria ini salah satu penyakit yang riskan, perlu program penanganan. Dengan adanya pembatasan, gerak pada penanganan malaria saat pandemi mengalami masalah. Kaitannya dengan masyarakat mereka takut datang ke rumah sakit untuk periksa malaria karena pandemi," ucapnya.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182734/palestina-hancur.jpg)
Jerman Bantah Netanyahu yang Menyebut Tak Ada Korban Sipil di Rafah
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Mahasiswi Prodi Keperawatan Anestesiologi Unisa Jogja Meninggal Dalam Kecelakaan
- Sebuah Gudang di Bantul Terbakar, Kerugian Materiil Capai Puluhan Juta
- Palestina Tuding Komite Olimpiade Internasional Terapkan Standar Ganda Terhadap Israel
- Jadwal Layanan SIM di Gunungkidul Jumat-Sabtu 26-27 Juli 2024
- Coklit Pilkada 2024 Selesai, Bawaslu Sleman Masih Temukan Pemilih Belum Didata
Advertisement
Advertisement