Advertisement

Mulai Panen Raya, Stok Gabah di Sleman Diperkirakan Bertambah 2.374,7 Ton

David Kurniawan
Senin, 15 Juli 2024 - 22:17 WIB
Arief Junianto
Mulai Panen Raya, Stok Gabah di Sleman Diperkirakan Bertambah 2.374,7 Ton Panen padi / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman menaksir ada lahan seluas 4.000 hektare yang mulai panen raya padi di bulan ini. Diharapkan panen raya ini mampu menambah stok beras sebanyak 2.374,8 ton.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Siti Rochayah mengatakan, wilayah Sleman saat sekarang sudah memasuki musim panen raya padi untuk masa tanam kedua. Diperkirakan pada Juli ini ada lahan seluas 4.000 hektare yang siap panen.

Advertisement

Menurut dia, untuk masa tanam kedua tidak ada masalah karena serangan hama dapat dikendalikan. Di sisi lain, juga sudah melakukan pengubinan terkait dengan hasil panen.

Berdasarkan penghitungan yang dilakukan, setiap satu hektare lahan mampu menghasilkan gabah kering giling sebanyak 5,97 ton. Hal itu berarti dengan luas panen mencapai 4.000 hektare di bulan ini, maka dapat menambah stok gabah sebanyak 2.347,8 ton.

“Hasilnya bagus karena serangan hama juga tidak ada sehingga panennya baik,” kata Siti, Senin (15/7/20024).

Diharapkan dengan adanya tambahan stok ini, maka kebutuhan beras di Masyarakat tetap bisa terpenuhi. Diperkirakan panen padi masih aka bertambah karena masih ada Lokasi yang belum dipanen. “Rata-rata di Sleman setahun bisa panen padi hingga tiga kali. Setelah masa panen selesai, petani mulai menyiapkan untuk masa tanam ketiga,” katanya.

Salah seorang petani di Padukuhan Dondong, Tegaltirto, Berbah, Ngatijah mengatakan, padi yang ditanam dapat tumbuh dengan bagus. Kondisi ini berdampak terhadap hasil panen yang mulai dipetik.

Meski belum menghitung secara pasti, tapi dari penglihatan bulir padinya banyak isinya sehingga hal tersebut membuatnya senang. “Belum ditimbang karena masih dalam proses panen. Tapi memang hasilnya bagus,” kata Ngatijah.

Ia mengaku setelah masa panen berakhir akan memanfaatkan lahan untuk menanam jagung. Langkah ini sebagai upaya menjaga kondisi tanah tetap subur sehingga tidak ditanami padi secara terus menerus.

“Mungkin yang lain bisa panen padi hingga tiga kali. Tapi, saya cukup dua kali karena untuk masa tanam ketiga lebih memilih menanam jagung,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Rekomendasi Roti Sisir Enak di Jogja

Rekomendasi Roti Sisir Enak di Jogja

Jogjapolitan | 13 hours ago

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Harga Avtur di Indonesia Tertinggi se Asean, Bos AirAsia: 28 Persen Lebih Mahal dari Malaysia

News
| Minggu, 08 September 2024, 10:17 WIB

Advertisement

alt

Kawah Ijen Mulai Dibuka Kembali, Ini SOP Pendakiannya

Wisata
| Sabtu, 07 September 2024, 21:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement