Advertisement

Ketum PBNU: Perlu Ada Konsensus Antar Komunitas Agama untuk Penanganan Masalah Lingkungan

Sunartono
Kamis, 12 Desember 2024 - 14:47 WIB
Sunartono
Ketum PBNU: Perlu Ada Konsensus Antar Komunitas Agama untuk Penanganan Masalah Lingkungan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Tsaquf berharap ada kesepakatan atau konsensus antara komunitas agama dalam merespons masalah lingkungan. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Tsaquf berharap ada kesepakatan atau konsensus antara komunitas agama dalam merespons masalah lingkungan. Hal itu diungkapkan dalam seminar internasional bertajuk Fostering the Ties between Faith and Ecological Resilience, di Kampus Terpadu UNU Jogja, Kamis (12/12/2024)

Gus Yahya mengungkap saat ini PBNU dengan jaringan pesantren, sekolah hingga madrasah berusaha menggulirkan penanganan masalah lingkungan seperti pengolahan sampah hingga penerapan model pertanian ramah lingkungan.

Advertisement

Pelaksanaan seminar ini diharapkan dapat meneguhkan komitmen khususnya kalangan akademisi dan komunitas agama untuk bersama-sama mencari solusi terkait masalah lingkungan. Keagamaan dinilai perlu untuk terlibat dalam penanganan masalah lingkungan yang kerap terjadi akhir-akhir ini.

BACA JUGA : Muncul Isu MLB NU untuk Gulingkan Yahya Cholil Staquf, Begini Respons PBNU

"Harapannya terjadi semacam konsensus antara komunitas agama yang diundang baik sebagai pembicara maupun peserta. Agar bersama-sama membangun pemikiran bersama terkait bagaimana agama memandang masalah dan tantangan terkait lingkungan," katanya.

Ia mengatakan NU belum genap setahun lalu mendapatkan penghargaan Zayed Award for Human Fraternity (ZAHF) atas partisipasinya terkait solidaritas umat khususnya dalam penanganan lingkungan. Ia mengatakan setelah mendapatkan penghargaan tersebut NU terus berupaya meningkatkan intentitas kegiatan pelestarian lingkungan dan kemanusiaan.

"Kami sebelum diberi penghargaan kan dinilai lebih dahulu, termasuk timnya mereka ini melihat bagaimana pertanian organik milik NU di Magelang dan beberapa tempat. Setelah setahun mendapatkan penghargaan, mereka akan melihat lagi bagaimana peningkatannya," ujarnya.

Rektor UNU Jogja Widya Priyahita Pudjibudojo mengatakan seminar itu sebagai ruang dialog lintas agama dan budaya untuk menghadapi tantangan global, khususnya dalam menjaga kelestarian lingkungan. Selain itu menjembatani nilai spiritual dengan aksi nyata dalam menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan.

BACA JUGA : Soal Catatan Dua Periode Pemerintahan Jokowi, Ketua PBNU : Banyak Hasilnya

"Keberlanjutan tidak hanya tentang teknologi gedung ramah lingkungan semata. Kontribusi utama terletak pada menciptakan dampak nyata melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang mendukung pelestarian lingkungan dan kesejahteraan generasi mendatang," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

BNPB: Daerah Rawan Butuh Teknologi Peringatan Dini Longsor

BNPB: Daerah Rawan Butuh Teknologi Peringatan Dini Longsor

News
| Senin, 17 November 2025, 22:57 WIB

Advertisement

Tips Menikmati Solo Traveling Agar Tetap Seru

Tips Menikmati Solo Traveling Agar Tetap Seru

Wisata
| Sabtu, 15 November 2025, 17:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement