Advertisement

Kampung Ramah Anak di Jogja Terus Dibenahi, Ini Alasannya

Abdul Hamied Razak
Senin, 04 Juni 2018 - 10:37 WIB
Kusnul Isti Qomah
Kampung Ramah Anak di Jogja Terus Dibenahi, Ini Alasannya Ilustrasi anak. - JIBI

Advertisement

Kampung Ramah Anak di Jogja Terus Dibenahi

Harianjogja.com, JOGJA-Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak (PMPPA) Kota Jogja terus melakukan pembenahan keberadaan kampung ramah anak (KRA). Upaya tersebut dilakukan agar seluruh KRA mampu memenuhi indikator sebagai KRA. Apalagi, Pemkot Jogja menjadikan kampung sebagai basis pembangunan.

Advertisement

Pelaksana Tugas Kepala Dinas PMPPA Kota Jogja Octo Noor Arafat menjelaskan, KRA tidak hanya sekadar didirikan tetapi juga ada diisi dengan beragam kegiatan. Diharapkan ketelibatan warga bisa lebih luas. Hal itu juga bertujuan agar keberadaan KRA juga mendukung terwujudnya Jogja sebagai Kota Layak Anak.

"Masih banyak yang perlu dibenahi mulai aspek sarana dan prasarana hingga kesiapan masyarakat," katanya kepada Harianjogja.com, beberapa waktu lalu.

Dia menjelaskan, sejak 2012 sampai saat ini baru terbentuk sekitar 178 KRA. Jika sebelumnya KRA yang dibentuk berbasis RW, ke depan akan difokuskan pengembangannya ke tingkat Kampung. "Untuk pembentukan KRA baru kami fokuskan di kampung yang belum memiliki KRA. Kalau ada kampung yang memiliki lebih dari satu KRA maka hanya satu KRA yang akan dijadikan pusat kegiatan. Selebihnya dijadikan gugus," katanya.

Perubahan tersebut memiliki konsekuensi pada hal pendanaan. Jika sebelumnya KRA (berbasis RW) mendapat dana hibah sekitar Rp20 juta per tahun, maka saat ini hanya mendapat bantuan Rp3 juta per tahun. Dana tersebut tidak diberikan dalam bentuk tunai, melainkan dalam bentuk konsumsi dan fasilitasi narasumber ketika ada kegiatan. Jumlah KRA yang mendapatkan bantuan dana juga dibatasi. Pemkot hanya memberikan bantuan kepada 10 KRA yang baru terbentuk dan 30 KRA yang sudah terbentuk sejak 2014 lalu.

Meski begitu, Octo optimistis kegiatan KRA tidak akan buyar. Justru dengan dana minim tersebut kegiatan atau program yang dilakukan akan semakin fokus. "Belum semua KRA efektif. Saat ini kami menyiapkan kurikulum KRA berbasis kampung. Ini sebagai acuan untuk pengembangan KRA. Kami ingin semua tokoh dari tingkat kecamatan juga terlibat," kata Octo.

Menurut Octo, Jogja baru memiliki enam kecamatan layak anak (KLA). Meliputi Kecamatan Danurejan, Mergangsan, Tegalrejo, Kotagede, Jetis, dan Umbulharjo. Saat ini level Kota Layak Anak Jogja masih taraf Madya. Untuk meningkatkan ke level Utama Pemkot akan terus memenuhi 13 aspek (indikator) yang ditentukan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA). Ke 13 aspek yang harus dipenuhi, salah satunya terkait kelengkapan sarana dan prasarana. "Untuk hal ini jami terbentur masalah lahan sehingga permainan yang disediakan masih terbatas," katanya.

Selain kendala ketersediaan lahan, kata Octo, kesiapan masyarakat untuk menjadikan Jogja sepenuhnya KLA masih perlu dibenahi. Dukungan lingkungan untuk mewujudkan KLA dinilai penting karena hal itu terkait dengan keberlangsungan status Jogja sebagai KLA. "Spirit masyarakat harus terus dibangun. Misalnya ikut ngopeni sarana dan prasarana yang ada. Jangan sampai rusak, kalau rusak bisa ikut memeliharanya," kata Octo.

Saat ini, Pemkot menyiapkan Taman Tegalrejo sebagai model ruang bermain ramah anak (RBRA). Luas lahannya sekitar 500 meter persegi. Taman tersebut disiapkan untuk tempat bermain yang dilengkapi dengan permainan-permainan tradisional. Dia berharap taman pintar outdor ini bisa terwujud pada 2019 mendatang. "Tempat bermain ramah anak tidak hanya untuk TK dan SD, ke depan taman ini bisa mewadahi anak-anak SMP dan SMA atau di bawah 18 tahun," ujarnya.

Penanggung jawab KRA Kuncen Asri Mikatsih menjelaskan selama Ramadan ini kegiatan anak-anak terkonsentrasi di masjid setempat. "Selain karena Ramadan jebetulan minggu lalu anak-anak masih ujian. Kegiatan nanti habis liburan," ujarnya.

Dijelaskan Asri, KRA Kuncen tahun lalu mendapat penghargaan dari Pemkot. Penghargaan diberikan tidak hanya karena sarana fisik yang disediakan tetapi juga berbagai program yang dijalankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja
Pemda DIY Perkuat Komitmen Antikorupsi

Pemda DIY Perkuat Komitmen Antikorupsi

Jogjapolitan | 11 hours ago

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Proyek Kerja Sama dengan Israel

News
| Jum'at, 19 April 2024, 07:57 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement