Advertisement
Pengembangan Sektor Kerajinan di Sleman Terkendala SDM
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Industri mebel dan kerajinan di Sleman kekurangan sumber daya manusia (SDM). Saat ini para pekerja usia produktif dinilai lebih tertarik bekerja di sektor non-kerajinan.
Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) Sleman Raya, Rian Hermawan, mengatakan banyak pekerja yang menganggap pekerjaan sebagai perajin mebel dan kerajinan adalah kegiatan yang tidak menarik dan kotor. Kebanyakan pekerja memilih mengadu nasib dengan menjadi pelayan toko modern atau penjaga kios pulsa. "Mereka menganggap kerja di toko lebih enak sehingga kerja di kerajinan kurang diminati," kata Rian, Minggu (12/8/2018).
Advertisement
Sementara, pekerja yang masih bertahan di sektor kerajinan juga ada yang belum memiliki kapasitas mumpuni dalam memproduksi kerajinan. Berbagai upaya sudah dilakukan, salah satunya menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah dalam menyelenggarakan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas pekerja.
Rian mengatakan sebenarnya dari segi pendapatan, upah pekerja di sektor kerajinan sudah sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR). Jam kerja juga sudah sesuai dengan waktu yang disepakati.
Beberapa pemilik usaha juga menerapkan sistem borongan untuk menggaji pekerjanya. Dengan sistem ini, pada satu sisi pekerja memang hanya akan mendapat upah saat mengerjakan pesanan. Namun pada sisi lain, saat ada pesanan yang lebih banyak, nilai upah yang mereka terima bisa meningkat drastis sampai dua kali lipat. Sayangnya sistem kerja seperti ini masih kurang mendapat respons positif dari pekerja kerajinan di Sleman. Sejauh ini pemasaran produk mebel dan kerajinan Sleman masih didominasi untuk pasar lokal. "Porsi lokal masih banyak. Lokal sampai 60 persen, sisanya ekspor," kata Rian.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman, Tri Endah Yitnani, mengatakan untuk mengatasi masalah kurangnya SDM di sektor kerajinan, jajarannya membantu dengan melakukan pengukuhan sentra kerajinan untuk memudahkan mapping masalah dan fasilitasinya. Ada pula kegiatan lomba kerajinan untuk memancing inovasi dan kreativitas serta menumbuhkan daya saing. "Kami juga melakukan pelatihan untuk pengrajin pemula untuk menumbuhkan minat agar ada SDM yang baru," katanya.
Perajin pemula ini seperti perajin yang dulu menginduk pada industri besar dan kemudian membuka usaha sendiri dan membutuhkan akses dana dan asahan peningkatan keterampilan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Rumah Tersangka Korupsi Timah Harvey Moeis Digeledah Kejagung, Sejumlah Kendaraan Mewah Disita
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Stok dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Jumat 19 April 2024
- KPU Buka Layanan Konsultasi bagi Paslon Perseorangan di Pilkada Kota Jogja
- Pencegahan Kecelakaan Laut di Pantai Selatan, BPBD DIY: Dilarang Mandi di Laut
- Perekrutan Badan Ad Hoc Pilkada DIY Dibuka Pekan Depan, Netralitas Jadi Tantangan
- Tidak Berizin, Satpol PP Jogja Menyegel Empat Reklame Papan Nama Toko
Advertisement
Advertisement