Advertisement

Sentra Jamu Kiringan Jadi Desa Wisata Jamu

Ujang Hasanudin
Senin, 29 Oktober 2018 - 15:20 WIB
Arief Junianto
Sentra Jamu Kiringan Jadi Desa Wisata Jamu Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Bantul, Ni Nyoman Yudiriani, saat menilai jamu tradisional racikan warga Kiringan di lapangan Desa Canden, Jetis, Minggu (28/10/2018). - Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Kawasan Kiringan, Desa Canden, Jetis, Bantul ditetapkan sebagai Desa Wisata Jamu. Dengan ditetapkannya Kiringan sebagai Desa Wisata Jamu, diharapkan sentra jamu tersebut bisa dikenal lebih luas, tak hanya oleh wisatawan lokal, namun juga mancanegara.

Bupati Bantul Suharsono mengatakan tradisi pembuatan jamu secara tradisional di desa itu seharusnya bisa berdampak positif juga untuk pariwisata. Oleh karena itulah dia berharap para pelaku usaha jamu di wilayah itu bisa terus beinovasi dari sisi produk sekaligus memasarkannya melalui paket-paket wisata.

Advertisement

Selain itu, kata Suharsono, dari sisi produk disa diperbaiki pengemasannya agar bisa bertahan lama sehingga bisa menjadi salah satu oleh-oleh wisatawan, "Seperti wedang uwuh sekarang sudah banyak kemasan, ada yang versi botol," kata Suharsono setelah penetapan status Desa Wisata Jamu dalam acara Festival Kuliner 2018 di Lapangan Desa Canden, Minggu (28/10) malam.

Disinggung soal dukungan Pemkab, khususnya terkait dengan pemasaran, kata dia, Pemkab kini juga tengah menyiapkan beberapa tempat yang bisa dijadikan oleh-oleh berbagai kerajinan dari Bantul, termasuk salah satunya produk jamu gendong. Tempat tersebut di antaranya adalah Pasar Seni Gabusan. "Kami juga akan menggandeng beberapa pengelola hotel agar bisa memasarkan jamu Kiringan di hotel mereka."

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul, Kwintarto Heru Prabowo mengatakan selain memperbaiki kemasan produk, proses pembuatan jamu secara tradisional yang selama ini dilakukan warga juga bisa menjadi nilai jual bagi wisatawan. Pihaknya sudah berkomunikasi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY agar hotel ikut memasarkan produk tersebut.

Menurut dia, PHRI menyambut baik usulan tersebut, bahkan sudah ada hotel yang tertarik. Mantan Camat Sewon itu berharap nantinya jamu menjadi salah satu minuman sajian untuk para tamu hotel. "Para pembuat jamu nantinya juga bisa praktik langsung proses pembuatan jamu karena ini salah satu daya tarik," kata Kwintarto.

Dia mengatakan ada sekitar 132 pelaku usaha jamu di Kiringan yang sudah secara turun temurun memproduksi jamu untuk dijual kepada masyarakat Bantul dan beberapa daerah di luar Bantul.

Sutrisno, salah satu produsen Jamu Kiringan mengatakan sejarah jamu gendong Kiringan awalnya diproduksi oleh dua orang sekitar tahun 1950 berdasarkan saran dari abdi dalem Kraton Jogja. "Yang mengajarkan pembuatan jamu saat itu juga adalah abdi dalem. Lambat laun jamu buatan warga Kiringan laris, kemudian beberapa warga mengikutinya hingga kini yang rutin membuat jamu dan berjualan sekitar 132 orang," kata dia.

Lantaran proses pembuatan jamu yang tidak terlalu sulit dan bahan baku jamu juga mudah dijumpai di sekitar dusun, seperti jahe, kunyit, kencur, beras, cengkeh, jerus nipis, dan sereh. Namun ada juga bahan baku yang harus didatangkan dari luar seperti temulawak, kayu manis, dan kapulaga.

Produksi jamu yang sering dibuat yakni beras kencur, kunir asem, galian putri, sehat lelaki, watukan, hingga uyup-uyup yang paling laris bagi ibu-ibu setelah melahirkan. Selain itu warga juga memproduksi jamu untuk mengobati berbagai penyakit.

Dia mengakui sebagian besar produksi jamu masih jamu racikan siap minum yang bertahan 12 jam. "Tapi sekarang mulai memproduksi jamu dalam bentuk permen, bubuk, dan sirup yang bisa bertahan sampai berbulan-bulan," kata dia.

Selain memproduksi jamu ia juga mulai menjual paket wisata hingga paket kursus pembuatan jamu dengan tarif tertentu. "Penghasilan penjualan jamu untuk sekali keliling saja jamu gendong bisa menghasilkan Rp100.000-350.000," ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Lowongan Kerja: Kemensos Buka 40.800 Formasi ASN 2024, Cek di Sini!

News
| Sabtu, 20 April 2024, 16:27 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement