Advertisement
KENAIKAN HARGA BBM : Penerima BLSM di DIY Disesuaikan Raskin

Advertisement
[caption id="attachment_418152" align="alignleft" width="370"]http://www.harianjogja.com/baca/2013/06/21/kenaikan-harga-bbm-penerima-blsm-di-diy-disesuaikan-raskin-418146/uang-rupiah-ilustrasi-reuters-14" rel="attachment wp-att-418152">http://images.harianjogja.com/2013/06/uang-rupiah-ilustrasi-reuters5-370x256.jpg" alt="" width="370" height="256" /> Foto Ilustrasi
JIBI/Harian Jogja/Reuters[/caption]
JOGJA—Jumlah penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di DIY mengacu pada data penerima beras untuk masyarakat miskin (Raskin). Total jumlah penerima BLSM di DIY mencapai 288.391 KK.
Advertisement
Kepala Kantor Pos Besar Jogja Felix Firmano meralat pemberitaan sebelumnya yang mengatakan jumlah Kartu Perlindungan Sosial (KPS) penerima BLSM di DIY sebanyak 104.000 KK.
“Jumlah 104.000 yang disebut sejumlah media, itu yang sudah didistribusikan saat itu. Tetapi, total penerima KPS untuk pencairan dana BLSM di DIY sebanyak 288.391 KK,” jelasnya kepada sejumlah wartawan di kantornya, Kamis (20/6/2013).
Dikatakan Felix, fungsi KPS tidak semata-mata untuk menerima BLSM. Kartu tersebut juga bisa digunakan menerima dana program bantuan bagi siswa miskin, program keluarga harapan dan raskin. “KPS bisa digunakan untuk menerima keempat program tersebut,” kata Felix.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Polisi Tangkap Sejumlah Orang Mengaku Wartawan yang Memeras Warga
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Operasi Patuh Progo di Jogja Segera Dimulai, Ini Sasaran Pelanggaran yang Ditindak
- Baru Diluncurkan, Koperasi Desa Merah Putih Sinduadi Dapat Ratusan Pesanan Sembako
- DIY Bakal Bentuk Sekber Penyelenggara Haji-Umroh, Upayakan Direct Flight dari Jogja ke Makkah
- Sasar 2 Terminal di Gunungkidul, Kegiatan Jumat Bersih Jangan Hanya Seremonial Semata
- Dibuka Mulai 14 Juli, Sekolah Rakyat SMA di Bantul Tampung 200 Siswa dari Keluarga Miskin Ekstrem
Advertisement
Advertisement