Advertisement
SABDA RAJA : Pakar : Gelar Mangkubumi Tidak Selalu Untuk Putra Mahkota

Advertisement
dapat menjadi antisipasi kelanjutan suksesi di Jogja tetapi dari sisi kebudayaan, keputusan ini agak disayangkan.
Harianjogja.com, JOGJA-Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang juga sebagai Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X tengah mempersiapkan putri pertamanya Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pembayun menjadi penerus tahta Kraton. (Baca Juga : http://jogja.solopos.com/baca/2015/05/05/gkr-pembayun-jadi-putri-mahkota-bergelar-gkr-mangkubumi-601293">GKR Pembayun Jadi Putri Mahkota, Bergelar GKR Mangkubumi)
Advertisement
Persiapan Pembayun menjadi Putri Mahkota Kasultanan Ngayogyakarta ini dikuatkan dalam prosesi Dawuh Rojo yang digelar secara tertutup di Siti Hinggil, Komplek Kraton, Selasa (5/5/2015). Sultan mengganti gelar Pembayun menjadi GKR Mangkubumi Hamemayu Hayuning Bawono Langgeng Ing Mataram.
Menanggapi situasi Kraton Jogja terkini mengenai Pembayun Calon Ratu, Sejarawan Universitas Gadjah Mada (UGM), Sri Margana, mengatakan Sultan berhak memilih gelarnya sendiri seperti juga raja-raja sebelumnya.
Menurut dia, keputusan menghilangkan gelar khalifatullah bisa dilihat sebagai sikap yang reflektif terhadap fungsi dan kedudukanya sebagai raja. Khususnya sejak Kraton menjadi bagian dari Republik Indonesia. Gelar itu, lanjut dia, sifatnya sangat simbolik, karena dalam praktiknya gelar itu tidak sepenuhnya terealisasi dalam kehidupan praktis.
Menurut dia, dari perspektif politik kemungkinan Sultan ingin membangun tradisi baru, dan sebagai antisipasi bagi kelanjutan suksesi di Jogja.
“Namun dari perspektif kebudayaan barangkali agak disayangkan kalau gelar itu ditanggalkan sekalipun fungsinya simbolik,” kata Ketua Jurusan Sejarah FIB UGM itu, Selasa (5/5/2015).
Menurut dia, Sultan tahu persis seorang perempuan menurut Islam tidak diperkenankan sebagai pemimpin agama.
“Jadi ada tidaknya gelar khalifatullah itu pengaruhnya secara praktis dalam keagamaan,” katanya.
Ketika ditanyakan apakah nama atau gelar Mangkubumi itu identik dengan putra mahkota, Sri Margana mengatakan gelar Mangkubumi tidak selalu diberikan untuk putra mahkota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Klarifikasi GoTo Terkait Mantan Petingginya Terseret Dugaan Korupsi Chromebook
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KA Bandara YIA Reguler dan Xpress Berangkat dari Stasiun Tugu Hari Ini (15/7/2025)
- Mutasi Pejabat Utama Polda DIY: dari Dirreskrimsus, Irwasda dan Kapolresta Jogja
- Siap-Siap! PLN Lakukan Pemadaman Listrik di Bantul dan Wates Kulonprogo Hari Ini (15/7/2025)
- Pagi Ini (15/7/2025) Cuaca di Jogja dan Sekitarnya Cerah Berawan
- Jadwal, Tarif, dan Titik Penjemputan Shuttle Jogja ke Parangtritis Bantul PP
Advertisement
Advertisement