Advertisement
SEKOLAH TOLAK SISWA : Siswa Tuna Rungu Ditolak Sekolah, Orang Tua Lapor

Advertisement
Sekolah tolak siswa karena tuna rungu dilaporkan oleh orang tua siswa
Harianjogja.com, JOGJA-Siswa berkebutuhan khusus ditolak saat hendak mendaftar masuk ke salah SD negeri di Jogja. Hal itu diungkapkan Ketua Komite Perlindungan dan Pemenuhan Hak-hak Penyandang Disabilitas DIY, Setia Adi Purwanta seusai menerima aduan dari orangtua siswa pekan lalu.
Advertisement
Menurutnya, dasar dari penolakan tersebut lantaran sekolah tidak memiliki guru pendamping khusus (GPK).
Ia menguraikan, orangtua salah satu siswa melaporkan anaknya yang mengalami gangguan pendengaran atau tuna rungu tidak total hendak mengenyam pendidikan di sekolah umum.
"Orangtuanya sudah mencari informasi dan mendaftar masuk ke salah satu SD di Kecamatan Jetis tetapi disarankan oleh sekolah tersebut untuk ke SD lain dan kembali mendapat perlakuan sama yakni sekolah lain juga tidak menerima karena tidak ada GPK yang mengampu ketunaan tersebut," paparnya.
Ia menilai, pernyataan penyelenggara pendidikan atau sekolah yang tidak menolak anak berkebutuhan khusus tetapi menyarankan ke sekolah lain merupakan bentuk penghalusan dari sikap penolakan, menghindar dari tanggung jawab, serta kewajiban yang dapat mengarah pada tindakan melanggar hak asasi penyandang disabilitas.
"Kami harap Dinas Pendidikan Jogja memberikan penjelasan secara komprehensif dan melakukan upaya penyelesaian masalah yang dikeluhkan oleh orangtua siswa," imbuh Setia.
Kepala Disdik Jogja Edy Heri Suasana menyayangkan sikap sekolah yang menolak murid berkebutuhan khusus. "Seluruh sekolah di Jogja adalah sekolah inklusi dan harus siap menerima siswa berkebutuhan khusus," tegasnya, Jumat (29/5/2015).
Apabila sekolah tidak memiliki GPK yang sesuai, kata dia, seharusnya sekolah meminta bantuan ke Disdik. Pasalnya, Disdik juga sudah bekerjasama dengan pendidik luar biasa (PLB) untuk memenuhi permintaan GPK. Ia menyebutkan, saat ini terdapat 78 GPK yang aktif mengajar.
Menurutnya, jumlah tersebut lebih dari cukup karena permintaan GPK dari sekolah saat ini hanya berkisar 60 orang. "Jumlah GPK yang lebih dari cukup itu bisa kami jadwalkan untuk mengajar di sekolah inklusi secara bergiliran," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- Gerindra Targetkan Penambahan 18 Ribu Anggota Baru di Gunungkidul
- Aparat Gabungan Geledah Kamar Napi Rutan Wates, Ini Hasilnya
- Warga Meriahkan Hantaru 2025 di Sport Center Sumberagung Jetis
- Jadwal KA Bandara YIA ke Stasiun Tugu Jogja Hari Ini 13 Oktober 2025
- Jadwal dan Rute Bus DAMRI Bandara YIA dari Jogja hingga Kebumen
Advertisement
Advertisement