Advertisement

KONSERVASI HEWAN : Elang Jawa Merapi Tinggal Empat, Ini Penyebabnya

Bernadheta Dian Saraswati
Kamis, 03 Desember 2015 - 02:55 WIB
Mediani Dyah Natalia
KONSERVASI HEWAN : Elang Jawa Merapi Tinggal Empat, Ini Penyebabnya JIBI/HARIAN JOGJA/DESI SURYANTOPELEPASLIARAN BURUNG -- Camat Kokap, Agus Subagyo (batik) bersama komunitas Raptor Club Indonesia (RCI) bersama sejumlah petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta melepasliarkan burung Elang Alap-alap Jambul (Accipiter trivirgatus) serta 50 ekor burung dari tujuh jenis yang berbeda dan Elang-alap nipon (Accipiter Gularis) di Petak 20, kawasan hutan Suaka Margasatwa Waduk Sermo, Hargowilis, Kokap, Kulon Progo, Kamis (2 - 2).

Advertisement

Konservasi hewan berupa elang jawa merapi terus diupayakan.

Harianjogja.com, SLEMAN-Satwa asli Gunung Merapi terancam punah. Saat ini, salah satu satwa asli Merapi elang jawa hanya tersisa empat ekor.

Advertisement

Pejabat Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan Taman Nasional Gunung Merapi (TMGN), Dhani Suryawan, mengatakan jumlah tersebut berdasarkan hasil ferivikasi 2014. Kondisinya semakin turun dibandingkan 2013 yang berjumlah enam ekor.

"Beberapa burung sering pindah sarang ke Merbabu, termasuk elang jawa," kata pria yang akrab disapa Wawan, Rabu (2/12/2015).

Selain alasan pindah sarang, menurunnya populasi elang jawa juga bisa disebabkan bias metode pengamatan yang mengakibatkan jumlah satwa di lapangan tidak terpantau.

Alasan lainnya karena proses reproduksi elang jawa butuh waktu lama. Wawan menjelaskan, elang jawa hanya bertelur satu kali dalam setahun. "Itu pun kalau tidak dicuri monyet," ungkapnya.

Hal itu membuat populasi elang jawa semakin berkurang. Selain elang jawa, satwa asli Merapi yang juga terancam keberadaannya adalah Sikepmadu, Brontok, Bido, dan Item.

Wawan mengatakan, habitat elang jawa adalah di pepohonan. Sehingga selain konservasi air, pohon di kawasan TNGM ditanam sebagai sumber pakan elang jawa. Oleh sebab itu TNGM terus melakukan pembinaan pohon untuk mendukung habitat burung ini.

Saat ini TNGM juga terus melakukan pemantauan berkala di lapangan. TNGM menjalin kerjasama dengan beberapa pihak untuk proses pemantauan dan pengembangbiakan. Di antaranya dengan mahasiswa pecinta alam (mapala) dan organisasi pecinta burung.

Kepala Subbagian TU Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Edi Mintaryanto, mengakui jika keberadaan elang jawa terancam punah. BKSDA sendiri tengah melakukan pemantauan dan identifikasi elang jawa di seluruh DIY. Sama dengan elang jawa, trenggiling dan landak yang merupakan satwa Merapi juga terancam populasinya.

"Hewan-hewan tersebut terancam punah karena sangat rentan terhadap perburuan liar manusia," kata Edi.

Ia menuturkan, luas hutan Merapi 6607 hektar yang meliputi Kabupaten Sleman, Boyolali, Magelang dan Klaten. Saat ini hutan Merapi menjadi tempat tinggal 13 jenis mamalia dan 94 jenis aves dari 34 family.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Jadwal DAMRI dari Semarang ke Jogja PP

Jadwal DAMRI dari Semarang ke Jogja PP

Jogjapolitan | 2 hours ago

Advertisement

Jalur, Rute dan Tarif Bus Trans Jogja

Jalur, Rute dan Tarif Bus Trans Jogja

Jogjapolitan | 4 hours ago

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Berbeda dengan Bahlil, Warga Pulau Gag Berharap Penambangan Nikel di Raja Ampat Tetap Dilanjutkan

News
| Minggu, 08 Juni 2025, 09:57 WIB

Advertisement

alt

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI

Wisata
| Jum'at, 06 Juni 2025, 16:02 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement