Advertisement

PERTANIAN BANTUL : Ini Penyebab Produksi Beras Bantul Turun Drastis

Bhekti Suryani
Senin, 21 Maret 2016 - 06:20 WIB
Mediani Dyah Natalia
PERTANIAN BANTUL : Ini Penyebab Produksi Beras Bantul Turun Drastis HarianJogja/Gigih M. HanafiSekumpulan burung kuntul (Ardeola, Sp) mengelilingi pembajak dengan traktor di areal persawahan Patalan, Kec. Jetis, Bantul, Sabtu (14 - 3). Predator alami hama pada tanaman padi ini selalu bermigrasi menuju persawahan yang sedang dibajak untuk mencari makan, alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman semakin mempersempit burung tersebut untuk mencari makan secara alami.

Advertisement

Pertanian Bantul untuk produksi beras menurun

Harianjogja.com, BANTUL- Produksi padi di sejumlah wilayah di Bantul kini menurun drastis akibat rentetan masalah pertanian yang terjadi belakangan. Mulai dari serangan hama wereng hingga kekeringan.

Advertisement

Penurunan drastis produksi beras disebabkan serangan hama wereng yang melanda kawasan pertanian di pesisir selatan selama ini. Kristiantoro mencatat, terdapat sekitar 10 hektare lahan padi yang mengalami penurunan produksi pertanian pada masa panen Maret.

Sebelumnya, wereng telah mengakibatkan lima hektare lahan pertanian di wilayah ini gagal panen total dengan kerugian mencapai ratusan juta rupiah.

"Di sini lahan pertaniannya ada irigasi ada tadah hujan, semuanya kena wereng. Paling parah di sebelah utara balai desa," papar Kristiantoro, petani setempat, Minggu (20/3/2016)

Di Desa Selopamioro, Imogiri, Bantul yang merupakan lahan tadah hujan, kondisi serupa juga terjadi. Wantio, petani Dusun Lanteng Desa Selopamioro mengatakan, produksi padi di tempatnya menurun sebanyak 25%. Semula lahan seluas satu hektare menghasilkan delapan ton lebih gabah, kini merosot menjadi hanya enam ton.

Di Selopamioro, penurunan produksi padi disebabkan tak hanya serangan wereng, melainkan juga kekeringan air yang terjadi Januari-Februari lalu.

"Dampak kekurangan air dulu ditambah serangan hama sekarang dirasakan petani," kata Wantio.

Petani menurutnya telah mengutarakan ke Bupati Bantul Suharsono ikhwal kondisi lahan pertanian di Selopamioro yang rawan kekeringan. Sejatinya kata dia, desa ini memiliki potensi Sungai Oya yang dapat mengaliri lahan pertanian, namun karena tidak adanya pembangunan, air tidak dapat dialirkan ke sawah warga. Alhasil bertahun-tahun petani mengandalkan sawah tadah hujan.

"Kalau dibuat bendungan, air ditinggikan pasti bisa dialirkan ke lahan. Kami sudah sampaikan usulan pembangunan dam itu, tapi sepertinya tidak terlalu ditanggapi," imbuhnya lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Begini Komentar Syahrul Yasin Limpo terkait Penetapan Firli Bahuri sebagai Tersangka

News
| Kamis, 30 November 2023, 12:27 WIB

Advertisement

alt

BOB Golf Tournament 2023 Jadi Wisata Olahraga Terbaru di DIY

Wisata
| Minggu, 26 November 2023, 23:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement