Advertisement
Arak-arakan Salawat dan Gunungan Jadi Puncak Perayaan Maulid Nabi di Potorono
Advertisement
Arak-arakan digelar warga Potorono sebagai perayaan Maulid Nabi
Harianjogja.com, BANTUL- Kirab budaya adalah hal biasa yang dilakukan oleh warga dusun di manapun tempatnya. Tapi jika dilakukan ratusan anggota Majelis Ta’lim, kirab itu jelas tampak berbeda.
Advertisement
Jika biasanya mereka tampak khusyu’ mengaji di mushalla, tidak dengan kali ini. Lebih dari 400 orang anggota majelis ta’lim se-Desa Potorono tumpah ruah di Dusun Mertosanan Wetan, Jumat (16/12/2016) sore.
Empat ekor kuda terlihat tenang. Tapi tidak dengan dengan keempat pengendaranya. Mereka terlihat sedikit panik. “Maklum, Mas. Kami ini baru sekali ini naik kuda,” kata Agung Noviantoro, koordinator acara yang juga salah satu dari empat penunggang kuda itu.
Keempat penunggang itu tampak canggung ketika didapuk sebagai pemimpin rombongan. Di belakangnya, ratusan anggota majelis ta’lim berarak sambil mengumandangkan beragam shalawat. “Ini adalah kali pertama kami menggelar acara ini,” tambah Agung sambil terus membenarkan posisi duduknya di atas pelana.
Kirab Gunungan Ageng. Begitu Agung menyebutnya. Kirab yang memang baru digelarnya tahun ini sekilas tampak seperti kirab budaya pada umumnya. Gunungan raksasa yang memuat hasil bumi masyarakat serta arak-arakan adalah hal biasa dalam setiap acara budaya macam begini.
Tapi yang membuat beda dari kirab budaya pada umumnya adalah pesertanya kali ini dari kalangan anggota majelis ta’lim. Setidaknya ada 3 kelompok majelis ta’lim se-Potorono yang sengaja ambil bagian. Ketiga kelompok majelis ta’lim itu masing-masing adalah Subanul Muslimin, Nurul Ilmi, dan Sabilul Huda.
Tepat pukul 16.00, rombongan mulai bergerak. Rute sepanjang lebih dari 3 kilometer mengitari Balai Desa Potorono harus mereka jalani sambil terus mengumandangkan shalawat. “Ini adalah bentuk rasa syukur kami,” tambah Agung.
Memang, kirab itu digelar bukan sekadar perayaan belaka. Selain memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, kirab itu juga dimaksudkannya sebagai salah satu media perekat persaudaraan, terutama antar umat Islam.
Selama ini, majelis ta’lim adalah kelompok yang cukup ikonik di Potorono. Tak hanya aktif dalam kegiatan keagamaan saja, mereka juga terbilang cukup aktif di beberapa kegiatan sosial kemasyarakat.
Itulah sebabnya, dengan adanya kirab itu, Agung berharap bisa semakin mendekatkan kelompok majelis ta’lim dengan masyarakat. “Jadi tidak hanya berguna bagi kalangan kami sendiri, tapi juga berguna bagi masyarakat luas,” cetus Agung.
Itulah sebabnya, ia yang sehari-harinya bertugas sebagai anggota Polri itu merintis dibentuknya Majelis Subanul Musllimin selama 4 tahun terakhir. Ia berharap, majelis yang berisikan para pemuda itu bisa menularkan virus positif terhadap masyarakat luas.
Nyaris satu jam, ratusan arak-arakan kirab tiba di tempat semula. Dua gunungan besar yang memuat hasil bumi warga diletakkan rapi. Tak lama ratusan warga yang berbaur dengan peserta kirab segera berebut gunungan hasil bumi itu. “Gerebeg gunungan itu adalah puncak acara ini. Sebagai bentuk syukur kami atas semua hasil yang dianugerahkan Tuhan,” ucapnya.
Inisiatif majelis ta’lim itu jelas menjadi angin segar bagi kerukunan warga Potorono. Tak hanya melestarikan budaya saja, kegiatan itu diharapkan bisa menjadi simbol kerukunan umat beragama di Potorono.
“Saya harap kegiatan ini bisa diselenggarakan tiap tahun. Potorono adalah desa. Jadi sebisa mungkin kegiatan seperti ini ya melibatkan semua warga desa, tidak dusun per dusun,” kata Kepala Desa Potorono Prawata.
Setidaknya, kegiatan yang digelar Majelis Ta’lim se-Potorono itu sekaligus menegaskan citra Potorono yang agamis dan relijius. Dengan terbangunnya pondasi relijius yang kuat, Prawata percaya, kualitas sosial kemasyarakatan juga akan terbangun dengan sendirinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Uzbekistan jadi Lawan Garuda Muda di Semifinal setelah Kandaskan Arab Saudi 2-0
- Tangis Kecil Erick Thohir Iringi Sukses Timnas U23 ke Semifinal Piala Asia U-23
- Kasus DBD di Pacitan Melonjak Tinggi pada April Ini, Angkanya Capai 107
- Jatuh lalu Tertabrak Truk, Pengendara Motor Meninggal di Selogiri Wonogiri
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Cara Membeli Tiket KA Bandara Jogja via Online
- Jadwal Lengkap KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 26 April 2024
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo, Jumat 26 April 2024
- Rute, Tarif dan Jalur Bus Trans Jogja, Yuk Cek di Sini
- Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini
Advertisement
Advertisement