Advertisement

PERTANIAN SLEMAN : Petani Hasilkan Padi 9,18 Ton per Hektare

Jum'at, 24 Februari 2017 - 15:55 WIB
Nina Atmasari
PERTANIAN SLEMAN : Petani Hasilkan Padi 9,18 Ton per Hektare

Advertisement

Pertanian Sleman untuk komoditas padi menghasilkan 9,18 ton per hektare

Harianjogja.com, SLEMAN- Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Bimo Makmur terus meningkatkan produktivitas tanaman padi. Pada panen raya padi Kamis (23/2/2017) seluas 100 hektare, petani menghasilkan 9,18 ton gabah per hektare.

Advertisement

Ketua Gapoktan Bimo Makmur Mulyadi menjelaskan, produktivitas panen tahun ini meningkat dibandingkan sebelumnya. Hal itu terjadi karena sejak petani menanam padi jenis Hibrida Sembada 168.

"Biasanya ketika musim penghujan petani sekitar Bimomartani menggunakan benih jenis Ciherang, Mikongga, dan IR 64," katanya saat panen raya di Rogobangsan, Bimomartani, Ngemplak.

Dia menjelaskan, bibit Hibrida Sembada 168  tersebut merupakan subsidi dari Dinas Pertanian Kabupaten Sleman yang ditanam untuk percobaan. Bibit tersebut ditanam di wilayah Kalibulus, Rogobangsan, dan Krebet Bimomartani.

"Luas lahan seluruhnya 100 hektare di mana rata-rata menghasilkan 9,18 ton per hektare. Ini memotivasi kami untuk terus meningkatkan produksi padi," kata dia.

Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun mengatakan, dari waktu ke waktu upaya untuk mempertahankan produksi beras di Sleman menghadapi tantangan yang sangat berat. Terle­bih, katanya, luas lahan pertanian di Sleman semakin menyusut. Pemkab, katanya, terus berupaya untuk meningkatkan inovasi dalam menjawab tantangan termasuk dalam pertanian.

"Kami terus mendorong kelom­pok-kelompok tani untuk mengoptimalkan produk­sinya. Ini dilakukan agar Sleman mampu mempertahankan predikatnya sebagai gudang berasnya propinsi DIY," kata Muslimatun.

Pemkab, lanjutnya, menggalakkan dan mewajibkan pola tanam jajar legowo bagi kelompok tani yang menerima bantuan. Keunggulan dari pola tanam ini, katanya, dapat meningkatkan hasil produksi.

"Pola tanam ini berimplikasi pada kemudahan dalam pemberian pupuk dan pengendalian organisme penggangu serta kemampuan dalam menjaga kesuburan tanah karena adanya jarak tanam," katanya.

Selain itu Pemkab juga mewajibkan penambahan pupuk organik untuk menjaga kualitas hasil produksi yang aman bagi kesehatan. Petani juga diwajibkan melakukan pola tanam dan pemupukan berimbang dan menggalakkan pertanian pangan yang ramah lingkungan.

"Dengan beragam inovasi dan kebijakan ini kami berharap dapat berkontribusi secara positif terhadap peningkatan hasil produksi pertanian khususnya padi di Sleman," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Suplemen Diet Jepang Akibatkan 100 Orang Dirawat dan Lima Orang Meninggal

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 20:27 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement