Advertisement

Meresapi Kebersamaan di Warung Mbah Pangi

Uli Febriarni
Minggu, 14 Mei 2017 - 06:21 WIB
Nina Atmasari
Meresapi Kebersamaan di Warung Mbah Pangi Suasana warung Mbah Pangi, yang menawarkan konsep "homy" dan mengajak pengunjung mendekatkan diri kepada keluarga mereka. (Foto istimewa)

Advertisement

Pengunjung dari segala usia bisa menemukan kenyamanan sendiri di warung Mbah Pangi

Harianjogja.com, JOGJA- Nongkrong di kafe atau warung kopi dengan gadget sembari memaksimalkan jaringan internet gratis, nampaknya bukan sesuatu yang seru di warung Mbah Pangi. Didekasikan sebagai kafe keluarga, pengunjung dari segala usia bisa menemukan kenyamanan sendiri di sini.

Advertisement

Sejak masuk ke dalam warung, suasana nampak layaknya ruang tamu sebuah rumah, kursi tamu dan sofa khas yang biasa bisa kita temui di rumah-rumah, dan pajangan dinding yang tak berlebihan.

Ruang luas yang sebelumnya merupakan toko elektronik itu,hanya diberi partisi dari rak putih yang berisi buku-buku dan pernak-pernik vintage dan 'rumahan'. Berdiri sekitar tiga bulan lalu, tepat di tepian Jl.KH. Wahid Hasim, Bendungan, Wates, kafe ini memiliki ruang-ruang yang utuh bagi anggota keluarga.

Bagian paling depan memiliki ruang dan tempat duduk nyaman untuk saling bertatap muka, bagian tengah dikonsep ramah anak muda kekinian, dengan tata ruang, cahaya dan beragam pernik yang memuaskan hasrat penyuka swafoto. Untuk pengunjung yang turut menggandeng anak kecil, ada ruang bermain kecil, lengkap dengan sejumlah permainan.

Bukan hanya soal layout dan kenyamanan, warung ini juga memiliki menu yang ramah di lidah, murah di kantong. Menu angkringan penuh kejutan, dibanderol dengan harga mulai Rp500 hingga Rp10.000 saja.

Penuh kejutan, karena warung ini memiliki menu masakan istimewa yang hanya bisa ditemui dalam kesempatan tertentu. Ditambah beragam minuman racikan yang kerap ditemui di tiap rumah, mulai dari wedhang serai, teh cascara atau teh kulit kopi, teh Rahmat atau air jeruk nipis hangat dan lainnya. Tiga jenis gula bisa dipilih, gula jawa, gula pasir atau gula batu.

"Di sini kami ingin mengajak pengunjung, untuk kembali meresapi indahnya kebersamaan dengan keluarga. Kumpul bersama keluarga adalah momen yang mahal kita temui di masa sekarang," kata Kristanti Wahyuni, co-founder Mbah Pangi, Kamis (11/5/2017).

Namun pelanggan bisa mengajak siapapun ke sini, tak harus anggota keluarga. Kendati demikian, suasana nyaman, tak adanya wifi, pencahayaan yang khas dan menu beragam, membawa alam sadar pengunjung untuk betah bercengkerama dengan sahabat, keluarga, tetangga, bahkan pasangan.

Salah satu pelanggan Mbah Pangi, Sri Ekaningsih menuturkan, dirinya menyukai menu-menu yang disuguhkan di warung tersebut. Ia sendiri, penasaran dengan menu nasi merah dan sayur tempe lombok ijo yang dimiliki, sayang ia tak berhasil mendapatnya, karena menu tersebut sudah tandas.

"Di sini saya kalau lagi ngobrol atau makan, mata saya kesana-kemari. Unik sekali, ada banyak barang yang kita pikir tak dapat digunakan lagi, di sini menjadi perabot yang masih bisa dimanfaatkan dan bagus bentuknya," ungkap warga Pengasih ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus

News
| Jum'at, 26 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement