Advertisement

Wisata Malam di Pantai Parangtritis, Solusi atau Bunuh Diri?

Arief Junianto
Senin, 12 Juni 2017 - 20:55 WIB
Nina Atmasari
Wisata Malam di Pantai Parangtritis, Solusi atau Bunuh Diri?

Advertisement

Berawal dari daya tarik magisnya, perlahan namun pasti Pantai Parangtritis sukses menjalankan perannya sebagai gerbang utama di teras DIY

 

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL--Berawal dari daya tarik magisnya, perlahan namun pasti Pantai Parangtritis sukses menjalankan perannya sebagai gerbang utama di teras DIY. Memang, sesuai dalam pembahasan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DIY, kawasan pesisir selatan, termasuk di antaranya Bantul, dinilai sebagai halaman depan dari DIY.

Itulah sebabnya, Pemerintah Kabupaten yang memiliki kawasan pesisir, diharapkan bisa mempercantik kawasan tersebut. Tak terkecuali dengan Bantul. Bermodalkan Pantai Parangtritis, pariwisata Bantul tak hanya dikenal di kalangan turis domestik saja, melainkan hingga nyaris ke seantero dunia.

Hingga kini, wajah pantai paling timur di Kabupaten Bantul itu masih terus dipoles oleh Pemkab Bantul. Mulai dari aspek sarana dan prasarana, infrastruktur, hingga kegiatan-kegiatan penunjangnya sepertinya terus digenjot oleh pemerintah.

Salah satu rencana yang sempat mencuat adalah pengembangan kawasan Wisata Malam Pantai Parangtritis. Ide yang awalnya digagas oleh mantan Sekretaris Dinas Pariwisata Bantul Jati Bayubroto yang kini telah menempati jabatan barunya sebagai Sekretaris Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bantul itu sempat membuat banyak pihak bertanya-tanya.

“Saya hanya ingin Pantai Parangtritis tak hanya dikenal saat siang hari. Tapi malam hari juga,” kata Jati saat masih menjabat sebagai Sekretaris Dispar Bantul ketika itu.

Kini, di bawah kepemimpinan Plt Kepala Dispar Bantul Supriyanto dan Sekretarisnya Kwintarto Heru Prabowo, ide itu terus coba direalisasikan. Tak hanya mempersiapkan sarana dan prasarananya saja, pemerintah sepertinya harus ekstra hati-hati dalam upayanya merealisasikan mimpi itu. “Salah satunya adalah terkait dampak sosialnya,” kata Kwintarto kepada Harianjogja.com, Minggu (11/6/2017).

Bagi mantan Camat Sewon itu, tak mudah dalam mewujudkan rencana Wisata Malam Parangtritis itu. Belum berpikir soal sarana dan prasarana, ia kini masih berkutat pada pertimbangan terkait manfaat dan mudaratnya.

Di satu sisi, wisata malam diyakininya akan mampu menambah kontribusi Pantai Parangtritis terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bantul. Tapi di sisi lain, ia masih belum yakin betul terhadap jaminan pencitraan kawasan wisata itu.

“Jangan-jangan, dengan adanya wisata malam, image [Pantai] Parangtritis yang selama ini sudah dipandang negatif akibat praktik prostitusinya,” katanya.

Oleh karena itulah, pemerintah seolah tak ingin gegabah. Dalam waktu dekat, mereka berencana akan menjalin komunikasi dengan tokoh masyarakat setempat terkait rencana tersebut. Dengan begitu, pihaknya akan bisa lebih objektif dalam menentukan langkah penataan objek wisata dengan kontribusi pendapatan retribusi pariwisata tertinggi di Bantul tersebut.

“Bagaimanapun, ditata itu bukan hanya agar menarik saja, tapi juga harus ditunjang dengan dampak sosial yang kondusif dan kontributif,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini

News
| Jum'at, 26 April 2024, 19:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement