Advertisement

Harga Garam Melonjak, Peternak Sapi Mengeluh

Rheisnayu Cyntara
Jum'at, 28 Juli 2017 - 05:20 WIB
Nina Atmasari
Harga Garam Melonjak, Peternak Sapi Mengeluh Puluhan sapi diternakkan di kandang Kelompok Ternak Sapi Taruna Bumi di Dusun Pondok II Widodomartani, Ngemplak, Sleman, Kamis (27/7/2017). (JIBI/Harian Jogja - Bernadheta Dian Saraswati)

Advertisement

Harga garam yang melonjak hingga 100% berimbas kepada peternak sapi

Harianjogja.com, BANTUL-Harga garam yang melonjak hingga 100% tak hanya dikeluhkan oleh sektor industri pembuatan ikan asin ataupun rumah tangga namun juga berimbas kepada peternak sapi. Sebab, para peternak membutuhkan garam untuk komboran sapi. Menanggapi hal tersebut, pihak Disdag Bantul belum akan mengambil tindakan.

Advertisement

Salah satu peternak sapi di kandang kelompok Dusun Gunungan, Sumbermulyo, Bambamglipuro Tumijan mengeluhkan garam jenis krokos yang naik dari Rp2.000 menjadi Rp7.000 per kilogram. Ia terpaksa tidak menggunakan garam untuk komboran sapi. Padahal bisanya ia mencampurkan segenggam garam krokos untuk satu kali komboran. Sedangkan dalam sehari ia mengombor sapi dua kali, pagi dan sore. "Sapi kurang berselera makan, hanya separo yang dimakan," ujarnya pada Kamis (27/7/2017).

Tumijan menambahkan biasanya satu kilogram garam dapat digunakan untuk komboran satu ekor sapi selama seminggu. Padahal ia memiliki dua ekor sapi betina dewasa dan satu anakan sapi. Maka dalam satu minggu, ia butuh minimal dua kilogram garam.

Menurutnya setelah harga garam merangkak naik sejak bulan puasa yang lalu, dari 48 kandang yang ada hampir sebagian besar tidak lagi mencampur komboran dengan garam. Namun peternak sapi lainnya, Agus mengaku masih tetap mencampurkan garam pada komboran agar sapinya cepat gemuk.

Ia lebih memilih mengeluarkan uang lebih banyak daripada sapi ternaknya tidak nafsu makan. "Harus keluar uang tambahan Rp15.000 hingga Rp20.000 untuk beli garam. Padahal biasanya cukup Rp6.000 per minggu," katanya.

Menaggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perdagangan Bantul Subiyanta Hadi mengatakan belum akan mengambil tindakan karena masih menunggu koordinasi dari Disdag DIY. Namun menurutnya beberapa hari terakhir, pihaknya telah memperketat pengawasan di lapangan untuk mencegah jangan sampai ada penimbunan garam di tingkat distributor ataupun pedagang. "Kita masih menunggu koordinasi dari Disdag DIY, tapi kami awasi secara intens di lapangan," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Hasil Seleksi PPPK Kemenag: 17.154 Dinyatakan Lolos, Ini Link Pemberkasan

News
| Selasa, 01 Juli 2025, 11:07 WIB

Advertisement

alt

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah

Wisata
| Senin, 30 Juni 2025, 06:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement