Advertisement
Disbud Jogja Gali Sejarah Serbuan Kotabaru

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Untuk menggali dan mengingat kembali peristiwa Kotabaru, Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Jogja akan menggelar seminar sejarah dan jelajah budaya. Pelaku sejarah peristiwa serbuan Kotabaru akan dihadirkan pada seminar tersebut.
Kepala Seksi Sejarah Disbud Kota Jogja Tri Sotya Atmi menjelaskan masa penjajahan Belanda dan Jepang memiliki kisah perjuangan yang cukup menguras emosi, tenaga dan pikiran. "Jepang turut menduduki Kota Jogja. Adanya tentara Jepang yang menduduki wilayah Kotabaru melatarbelakangi para pejuang untuk melakukan serbuan," katanya kepada HarianJogja.com, Senin (9/4/2018).
Selain itu, masih adanya bendera Jepang yang berkibar di Gedung Agung juga menyulut semangat perjuangan. Serbuan para pejuang di Kotabaru tersebut menyebabkan 21 pejuang gugur. Selanjutnya, nama-nama pejuang tersebut dijadikan nama jalan. Seperti Faridan M Noto, I Dewa Nyoman Oka, dan Atmo Sukarto. Dari pihak Jepang ada 27 tentara yang tewas dan 360 tentara lainnya dimasukkan ke penjara Wirogunan.
Untuk menggali peristiwa sejarah tersebut, Disbud menggelar Seminar Sejarah pada Rabu (11/4/2018) di Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman. "Kami mengangkat tema Mengenang Peristiwa Serbuan Kotabaru. Tema ini penting mengingat pentingnya peristiwa itu bagi rakyat Indonesia," katanya.
Disbud ingin mengajak masyarakat untuk ikut menggali dan mengingat kembali peristiwa bersejarah yang terjadi di Kota Jogja. Selain untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat, seminar tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan rasa nasionalisme.
Selain menghadirkan ahli sejarah dari Balai Pelestari Nilai Budaya DIY Darto Harnoko, pada seminar tersebut juga dihadirkan Sejarahwan UNY Sardiman dan unsur TNI AD Letkol Caj. Aris Harliyadi. "Kami hadirkan pelaku sejarah serbuan kotabaru yang saat ini masih hidup. Bapak Samdi, saat ini usianya 90 tahun," katanya.
Untuk mengetahui alur Serangan Kotabaru, Disbud selanjutnya menggelar Jelajah Budaya pada Kamis (12/4/2018). Pada kegiatan tersebut, peserta diajak untuk melihat kembali spot-spot yang memiliki nilai historis terkait Serbuan Kotabaru. Mulai Museum Sandi, Kantor Asuransi Jiwasraya, SMPN 5 Jogja, Rumah Sakit dr. Soetarto, SMA Bopkri I hingga Monumen Tetengger Serbuan Kotabaru. "Kami mengajak sejumlah komunitas, desa budaya, guru dan siswa untuk mengikuti Jelajah Budaya ini," ujarnya.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Program PTSL di Gunungkidul Sasar 3.500 Bidang Tanah
- Banyak Beralih Fungsi, Pemkab Bantul Petakan Ulang Lahan Pertanian Produktif
- JCW Dukung Penuntasan Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan TIK di Dinas Pendidikan Gunungkidul
- Long Weekend Bertepatan Liburan Sekolah, Keterisian Hotel di Jogja Sentuh 85 Persen
- Belasan Ribu Peserta BPJS Kesehatan di Gunungkidul Dibekukan
Advertisement
Advertisement