Advertisement
Dampak Hujan Deras, Kawasan Gondokusuman Banjir Setinggi Satu Meter
Warga sempat mendokumentasikan tingginya luapan air Kali Belik di Iromejan Klitren Gondokusuman, pada Senin (3/12/2018). - Ist/dok warga
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Hujan deras yang mengguyur Kota Jogja menyebabkan puluhan rumah di sekitar Kali Belik, Klitren sempat terendam air hujan setinggi satu meter. Hal itu disebabkan luapan air dari Kali Belik yang tingginya mencapai dua meter.
Ardika, warga RT 30 RW 7 Iromejan Klitren Gondokusuman mengatakan banjir tersebut lebih tinggi dibandingkan musim hujan sebelumnya. Meski tinggi pintu besi rumahnya ditinggikan, namun air luapan kali belik tetap masuk.
Advertisement
"Banjir tahun lalu sempat saya kasih tanda dengan paku. Yang hari ini [kemarin] airnya masih masuk, berarti lebih besar dari tahun lalu," katanya kepasa Harianjogja.com di lokasi kejadian, Senin (3/12/2018).
Hal senada disampaikan Momo, warga sekaligus relawan bencana di lokasi tersebut. Menurutnya, banjir terjadi ketika hujan turun sekitar pukul 13.00 WIB. Durasi hujan yang turun cukup lama dengan intensitas yang cukup tinggi.
BACA JUGA
"Kali Belik tidak mampu menampung air sehingga meluap ke pemukiman warga. Luapan air tidak berlangsung lama, selesai hujan langsung surut. Ada sekitar 40 rumah warga yang sempat terendam," katanya.
Tidak berapa lama, air kemudian surut sekitar pukul 14.00 WIB. Warga pun bergotong-royong membersihkan sisa-sisa sampah yang terbawa luapan air Kali Belik. Sebagian lainnya menyemprot sisa-sisa pasir yang menumpuk di jalan kampung.
"Air meluap karena ketinggian air sampai 220 sentimeter dari batas bawah kali. Ini banjir pertama yang terjadi selama musim hujan ini," kata Camat Gondokusuman Jalaluddin saat meninjau lokasi.
Menurutnya, banjir di lokasi tersebut sudah terjadi bertahun-tahun dan hingga kini belum ada solusi untuk mengatasinya. Warga katanya sudah familiar dengan banjir dan melakukan antisipasi sejak dini. Salah satunya, dengan cara menaikkan bangunan dan juga menambahkan karet di pintu masuk agar air tidak masuk ke rumah.
"Sebagian warga juga membuat barikade menggunakan kantong pasir di depan pintu. Ini untuk menghalau air masuk ke dalam rumah," katanya.
Meski begitu, akibat tingginya luapan air Kali Belik sejumlah rumah tetap kemasukan air. Hal itu, kata Jalaluddin, disebabkan air masuk dari saluran sanitasi warga.
"Sebenarnya ini butuh solusi seperti pembangunan sudetan di mana airnya nanti dibuang ke Kali Code. Info yang saya dengar, sudetan akan dibangun tapi tidak tahu kapan dilakukan," katanya.
Dia berharap agar warga tetap waspada jika hujan dengan intensitas tinggi dan berdurasi lama terjadi. Warga juga diajak untuk terus membersihkan kali dari sampah agar aliran air hujan tidak terganggu.
"Di sini daerah cekungan yang diapit dua Embung, sisi Utara Embung UGM dan sisi Selatan Embung Langensari. Ada kemungkinan, air yang masuk ke kali Belik ini yang tidak bisa ditampung di Embung UGM," katanya.
Terpisah, Kepala BPBD Kota Jogja Hari Wahyudi mengatakan relawan bencana masih melakukan assessment di wilayah Iromejan. Selain daerah tersebut, BPBD juga mencatat adanya kasus tanah ambles di jalan inspeksi Kali Code. Lokasinya di RT.01 RW 01, Terban, Gondokusuman. "Penyebabnya adanya gerusan air hujan yang terjadi sekitar pukul 14.30," kata Hari.
Akibatnya, akses jalan warga terganggu karena sebagian jalan tergerus sepanjang dua meter dengan lebar 1,5 meter dan kedalaman 30 sentimeter. "Sudah dilakukan tindakan. Kami sudah berkoordinasi dengan pengurus wilayah untuk dilakukan kerja bakti," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




