Advertisement
Jumlah Pengunjung Gua Cerme Terus Anjlok, Ini Dia Penyebabnya
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Kunjungan wisatawan ke objek wisata Gua Cerme di Dusun Srunggo, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri terus anjlok dari tahun ke tahun. Akses jalan yang sulit dan minimnya berbagai fasilitas penunjang pariwisata membuat objek wisata tersebut semakin ditinggalkan pelancong.
Ketua Pengelola Gua Cerme, Suwarlan mengatakan penurunan pengunjung Goa Cerme sudah terjadi sejak tiga tahun terakhir seiring kian banyaknya objek wisata baru bermunculan di Bantul dan Gunungkidul. Dia tidak hafal angka persis jumlah penurunan kunjungan, namun berdasarkan karcis masuk pada 2017 lalu, jumlah pengunjung masih sekitar 11.000 orang.
Advertisement
Namun menjelang akhir tahun ini, kata dia, jumlah pengunjung bahkan belum mencapai 7.000 orang. "Terasa sekali kemundurannya dari tahun ke tahun," kata Uwarlan seusai Sosialisasi Sadar Wisata yang digelar Dinas Pariwisata (Dispar) DIY di Goa Cerme, Jumat (14/12/2018).
Gua Cerme diakui dia menawarkan keindahan alam bawah tanah melalui ukiran alami batu stalakmit dan stalaktit serta sungai yang mengalir di dalamnya. Gua dengan kedalaman sekitar 1,2 kilometer itu menyambungkan dua wilayah kabupaten yakni Bantul di bagian mulut gua dan Gunungkidul di bagian dalam hingga pintu keluar gua.
Lantaran berada di antara dua kabupaten, maka retribusi masuk Gua Cerme pun memiliki dua tarif yang berbeda. Pengunjung harus membayar retribusi masuk kompleks mulut gua sebesar Rp6.000 dari Pemkab Bantul. Sampai mulut gua, pengunjung akan ditarik kembali retribusi sebesar Rp3.000 dari Gunungkidul. “Tarif dobel ini juga turut memengaruhi turunnya jumlah pengunjung,” ucap Suwarlan.
Tak cukup di situ, Suwarlan menyebut fasilitas pendukung wisata juga kurang memadai sehingga jumlah pengunjung tak kunjung meningkat. Dia mencontohkan akses jalan yang curam dan membahayakan untuk kendaraan besar, papan penunjuk arah minim, penerangan dan lahan parkir sekitar lokasi goa juga minim.
Penerangan yang ada saat ini pun diakui dia hanya disediakan seadanya oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat dengan cara menyambungkannya dengan listrik milik warga. “Kami sebenarnya sudah menyampaikan persoalan ini ke Pemkab [Bantul],” kata dia
Anggota Komisi B DPRD DIY, Aslam Ridlo yang hadir dalam sosialisasi tersebut mengaku adanya penarikan retribusi yang dobel seharusnya juga jadi catatan untuk didiskusikan lebih lanjut di DPRD DIY. “Pemda DIY berwenang mengatur objek wisata yang melibatkan antarkabupaten,” kata dia.
Sekretaris Dispar DIY, Rose Sutikno mengatakan dalam mengelola objek wisata yang melibatkan dua kabupaten sebenarnya ada dua cara, yakni diambil alih Pemda DIY atau bisa diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat. "Yang penting sekarang kami kuatkan dulu daya tariknya dan tingkatkan pengunjungnya," kata Sutikno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Gunung Ruang Erupsi, Penutupan Operasional Bandara Sam Ratulangi Diperpanjang
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Baznas Kota Jogja Luncrukan Madrasah Al-Quran bagi Difabel Tuna Netra
- Disnakertrans DIY Mengklaim Kepatuhan Perusahaan Bayar THR Meningkat
- Dinkes DIY Mewaspadai Sebaran Flu Singapura
- Penganiaya Penjual Bakwan Kawi di Gowongan Akhirnya Dilepas, Ini Penyebabnya
- Jelang Pilkada, KPU Jogja Siapkan Badan Adhoc dan Buka Konsultasi untuk Paslon Independen
Advertisement
Advertisement