Advertisement
Warga Prambanan Keluhkan Bau Limbah IPAL Komunal Ponpes Muhammadiyah
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Warga di 3 RT, Dusun Marangan, Desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman mengeluhkan bau tak sedap dari limbah buangan berasal dari Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (PPM MBS) Prambanan. Pihak pondok pesantren beralasan bau tak sedap karena dampak pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal yang sudah digarap sejak tahun lalu.
Salah satu warga di RT 2, Dusun Marangan, Desa Bokoharjo, Prambanan Sri Febiyanti mengatakan pihaknya sudah merasakan bau tak sedap akibat limbah buangan dari PPM MBS sekitar setahunan. "Saat musim hujan ini mungkin tidak begitu menyengat karena aliran air limbah terbawa juga air hujan. Kemarin yang paling terasa bau itu pas musim kemarau, bahkan air selokan sampai menghitam," katanya saat ditemui wartawan pada Senin (7/1/2019).
Advertisement
Sri mengatakan yang terdampak dari buangan limbah itu sampai tiga RT di Dusun Marangan. "Ada RT 1,2, dan 3," ucap Sri. Menurutnya, bau tersebut biasanya paling terasa saat pagi dan sore.
Salah satu warga lainnya di RT 2, Dusun Marangan, Desa Bokoharjo, Prambanan Paimo mengatakan dampak dari limbah tersebut terasa tidak hanya bagi warga sekitar yang teraliri buangan limbah dari selokan. Limbah juga berdampak pada sawah yang ia sering garap.
"Kalau saya ke sawah, air di sawah kadang jadi [membuat] gatal," ujar Paimo. Paimo menunjukan aliran limbah buangan dari PPM MBS. Mendekati lokasi PPM MBS, ia mengatakan bau semakin terasa.
Menurut Paimo, warga sudah pernah mendatangi pihak PPM MBS. Ia mengatakan pihak PPM MBS juga sudah memberi tahu warga dan mengupayakan akan memperbaikinya.
Penasehat PPM MBS Prambanan Nashirul Ahsan mengaku pihaknya sudah berkonsultasi dari dampak bau tersebut ke pihak Pemkab Sleman. Menurutnya, bau tersebut berasal dari pembangunan IPAL komunal yang dibangun PPM MBS 2018 silam.
"Kami sudah komplain juga sampai ke Pemkab. Jawaban dari Pemkab katanya memang di awal-awal, kalau pembangunan IPAL komunal itu akan berdampak baunya menyengat. Jadi itu biasa saja dalam pembangunan IPAL," ujar Nashirul. Menurutnya, seiring berjalan waktu, bau tersebut akan hilang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Rekrutmen Badan Ad Hoc Pilkada 2024 Dimulai, Bawaslu DIY Beri Catatan Ini untuk KPU
- Pelaku UMKM di Jogja Didorong Segera Urus Sertifikasi Halal Sebelum Oktober 2024
- Info Stok Darah dan Jadwal Donor Darah Rabu 24 April 2024 di PMI se-DIY
- 4 Produk Lokal DIY Mendapatkan Sertifikasi Indikasi Geografis, Ini Manfaatnya
- Budayawan di Jogja Dilibatkan Pembuatan Maskot Pilkada 2024
Advertisement
Advertisement