Advertisement

Sampai Akhir April, Sudah Ada 302 Kasus DBD di Sleman

Yogi Anugrah
Jum'at, 03 Mei 2019 - 18:27 WIB
Arief Junianto
Sampai Akhir April, Sudah Ada 302 Kasus DBD di Sleman Ilustrasi nyamuk DBD - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Hingga akhir April, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman mencatat sudah ada 302 kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Sleman. Dari jumlah tersebut, tidak ada kasus DBD yang meninggal dunia.

“Kalau dibandingkan tahun lalu pada bulan yang sama, tahun ini jumlahnya meningkat,” kata Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Sleman, Dulzaini, Jumat (3/5/2019).

Advertisement

Dia mengatakan peningkatan kasus DBD di Sleman disebabkan adanya siklus DBD empat tahunan. “Di Sleman, sejak 2006, memang ada siklus empat tahunan DBD yang perlu diwaspadai. Dan 2019 ini masuk tahun keempat, peningkatan jumlah kasus tersebut merupakan buktinya,” ucap dia.

Lebih lanjut, kata dia, dari 302 kasus DBD tersebut, Kecamatan Depok dan Kecamatan Gamping merupakan kecamatan terbanyak ditemukannya kasus. “Di musim pancaroba ini juga terjadi cuaca hujan lalu panas, yang membuat adanya genangan air, hal tersebut membuat tempat indukan nyamuk selalu ada,” kata dia.

Sebagai antisipasi, bersama Tim Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) DBD Sleman, kata dia, rutin menggelar pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di wilayah Sleman.

"Kegiatan ini sebagai bagian dari memutus rantai perkembangan nyamuk Aedes aegypti, penular penyakit DBD. Untuk fogging itu dilakukan jika suatu wilayah ada kasus dan terjadi perluasan kasus, maka upaya yang dilakukan adalah fogging," ujar dia.

Selain itu, dinasnya juga terus menambah jumlah kelompok juru pemantau jentik (jumantik) di Bumi Sembada. "Untuk jumantik, kami lebih ke membangun karakter anak, baik dari sekolah maupun desa. Penting adanya edukasi untuk pemberantasan sarang nyamuk sejak dini," ujar dia

Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Djoko Budiyono mengatakan secara umum iklim pada bulan April lalu di wilayah Jogja masuk kategori pancaroba, dimana pancaroba ini potensi terjadinya hujan muncul terutama di siang, sore dan menjelang malam.

“Secara bertahap akan masuk kedalam musim kemarau, diawali dari DIY bagian selatan dan timur, kemudian bagian tengah dan terakhir di bagian utara. semua wilayah diprediksi masul awal kemarau di kisaran Mei,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Airlangga Hartato Sebut Jokowi Milik Bangsa dan Semua Partai

News
| Rabu, 24 April 2024, 16:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement