Advertisement
Apjatel Sebut Jogja Perlu Dicontoh karena Sadar Infrastruktur Internet

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Tingginya biaya retribusi yang dipungut pemerintah daerah menjadi kendala dalam menggelar jaringan internet padahal infrastruktur internet makin berperan penting untuk perekonomian suatu daerah. Demikian disampaikan Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel).
Jaringan internet yang andal membuat suatu daerah lebih maju secara teknologi informasi dan komunikasi, bahkan mendorong pengembangan kota pintar atau smart city di daerah tersebut.
Advertisement
Sekjen Apjatel Bambang Prastowo mengatakan beberapa daerah sadar dengan pentingnya infrastruktur internet sehingga menjadikan penerimaan daerah pertimbangan kedua. Salah satunya adalah Pemkot Jogja yang mempermudah penggelaran jaringan di Jln. Sudirman—Jln. Tugu.
Bambang mengatakan di ruas jalan tersebut, pemkot menurunkan kabel yang melintang di atas permukaan jalan ke bawah tanah. Dalam penertiban tersebut pemerintah daerah setempat memberi insentif dengan membebaskan biaya pemasangan kabel di bawah tanah atau ducting kepada operator telekomunikasi.
“Mereka [Pemkot Yogyakarta] tidak menargetkan itu sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD), mereka sadar dengan adanya internet cepat itu, akan mengundang wisatawan untuk masuk, ekonomi tumbuh,” kata Bambang kepada Bisnis, Rabu (13/6/2019).
Bambang mengatakan proyek Sudirman—Tugu di Jogja baru berupa studi percontohan. Jika berhasil, Bambang optimistis kebijakan tersebut bisa diterapkan secara merata di Yogyakarta.
Dia mengatakan dengan metode itu, pemerintah secara tidak langsung telah berhasil menertibkan daerah tanpa mengurangi kualitas layanan internet di tempat tersebut.
“Karena ada internet cepat orang kirim gambar dan status, ‘masakan enak daerah sini’, itu yang kurang dipikirkan daerah lain. Jangan lupa untuk menjadi smart city juga membutuhkan akses internet” kata Bambang.
Bambang menjelaskan dalam menghitung retribusi, setiap daerah memiliki tolak ukur yang berbeda-beda. Beberapa daerah, kata Bambang, ada yang menghitung retribusi berdasarkan panjang kabel, jumlah tiang, nilai lahan yang di sewa, nilai lahan yang dilewati, hingga keluasan tiang yang ditanam.
“Perhitungannya juga beda-beda ada yang harus bayar per bulan, ada juga yang sekali bayar di awal,” kata Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025
Advertisement
Berita Populer
- Libur Sekolah, Museum Sandi Ramai Dikunjungi Wisatawan Keluarga
- Leptospirosis di Jogja Meningkat Signifikan, Ada 18 Kasus dengan Lima Kematian
- Asrama Sekolah Rakyat BBPPKS Purwomartani Sleman Siap Ditempati, Begini Fasilitasnya
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Naik dari Stasiun Tugu Turun di Palur, Rabu (9/7/2025)
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Rabu (9/7/2025), Naik dari Stasiun Palur, Jebres, Purwosari dan Solo Balapan
Advertisement
Advertisement