Advertisement
Sebut Corona Bisa Menahun, Epidemiolog UGM Ini Dukung Pemerintah Terapkan New Normal

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Pakar epidemiologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad mendukung keinginan pemerintah memberlakukan kebijakan New Normal di tengah pandemi demi ekonomi.
Ahli Epidemologi UGM, Riris Andono Ahmad menyatakan New Normal menurutnya mau tidak mau tetap harus berjalan. Covid-19, kata dia, bisa berlangsung lama bahkan bertahun-tahun. Dengan kondisi ekonomi yang terus melemah, tidak mungkin menerapkan masa tanggap darurat terus menerus.
Advertisement
“Ekonomi harus berputar, karena situasi ini bisa berlangsung beberapa tahun. Dari waktu ke waktu akan ada penularan terus. Masak mau tanggap bencana terus? Jadi new normal itu mau nggak mau. Masalahnya, kapan diterapkan dan bagaimana penerapannya,” ucapnya, Rabu (27/5/2020).
Terkait rencana Pemda DIY yang hendak menerapkan new normal pada Juli, menurutnya kesiapan penerapan tergantung apakah SOP dan para pelaku sudah disiapkan di semua sektor seperti industri, ekonomi, informal dan lainnya.
Persiapan ini juga termasuk antisipasi penanganan terjadinya gelombang kedua. Dalam situasi New Normal, penanganan dan sumber daya manusia semestinya tidak lagi menggunakan mekanisme ad hoc, namun dimasukkan dalam perencanaan normal. “Penanganan Covid-19 menjadi konsep bisnis secara rutin seperti dalam penganggaran APBD,” kata dia.
Sebelumnya kebijakan New Normal tak luput dari kritikan banyak kalangan lantaran kurva Covid-19 yang hingga kini belum melandai sehingga berisiko memicu lonjakan kasus hingga meningkatkan angka kematian akibat Covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Serangan Israel, Warga Palestina yang Tewas Tembus 65.000 Jiwa
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Sri Sultan HB X: Kita Harus Lebih Peka Terhadap Kondisi Masyarakat
- Nelayan Kulonprogo Jarang Melaut karena Angin dan Ombak Tinggi
- Kuota Sampah Kota Jogja di TPA Piyungan Tersisa 2.400 Ton
- Sampah dari Jogja Dibuang ke TPST Piyungan, Sultan: Sampai Akhir 2025
- Pemkot Jogja Tingkatkan Kesehatan Masyarakat melalui Perbaikan RTLH
Advertisement
Advertisement