Advertisement
Tarif RDT Mandiri Dianggap Mahal, Warga di Sleman Pilih Tunggu RDT Massal

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN-- Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sleman, Wisnu Murti Yani mengatakan minat masyarakat Sleman untuk rapid test sebenarnya tinggi.
Namun, jika harus dilakukan secara mandiri, kebanyakan masyarakat enggan dan memilih menunggu jadwal RDT massal oleh pemerintah.
Advertisement
Untuk diketahui, Pemerintah Kabupaten Sleman telah menetapkan tarif rapid diagnostic test (RDT) mandiri lewat Perbup No. 26.2/2020 tentang Perubahan atas Perbup No. 29.1/2019 tentang Tarif Pelayanan Kesehatan pada Puskesmas yakni sebesar Rp210.000.
Baca juga: Jujur Banget, Kaesang Promosikan Sang Pisang: Berkat Kalian yang Sudah Beli, Aku Kaya
"Biasanya mereka menunggu RDT program yang dilakukan massal. Kalau ada RDT massal, daftar semua, minatnya besar, jadi pada nunggu pemerintah. Padahal pemerintah kalau harus mencukupi semuanya belum mampu," ujar Wisnu, Minggu (28/6/2020).
Tarif RDT mandiri yang dinilai mahal ini disebutnya lantaran produk impor. Padahal, kebutuhan rapid test semakin besar, terlebih saat ini mendekati tahun ajaran baru dan tes masuk perguruan tinggi.
Baca juga: Pengacara Ungkap Kondisi Dwi Sasono Jalan Rehabilitasi Narkoba
Meski Pemkab Sleman sudah mengatur untuk mahasiswa dan calon mahasiswa yang akan masuk ke Sleman harus membawa hasil rapid test non reaktif, namun Wisnu menyebut Pemkab Sleman tetap mempersiapkan RDT kit untuk pelaku perjalanan yang masuk ke Sleman.
"Harusnya dari tempat asal tesnya, tapi karena suatu alasan belum membawa karena tidak tahu atau dari asalnya belum ada layanan RDT, maka Sleman menyediakan [layanan RDT mandiri]," terangnya.
Untuk itu, ia antusias jika ada RDT kit hasil produksi dalam negeri karena tarifnya pasti lebih terjangkau. Saat ini, Pemkab Sleman tengah menguji coba RDT lokal bernama RI-GHA buatan UGM di Puskesmas Mlati 2 beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Jumlah Jemaah Haji Meninggal Dunia Terus Bertambah, Capai 418 Orang
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Kelurahan Kadipaten Jogja Gencarkan Penggunaan Biopori Demi Kurangi Sampah Organik
- Pelajar Jogja Isi Liburan Sekolah dengan Lestarikan Budaya Jawa, Belajar Geguritan hingga Aksara Jawa
- Puluhan Warga Gunungkidul Ingin Bekerja di Luar Negeri, Taiwan Jadi Tujuan Favorit
- 22 Orang Tersengat Ubur-Ubur di Pantai Selatan, Wisatawan Diminta Waspada
- Pelunasan PBB-P2 Triwulan Kedua di Bantul Sudah Terkumpul Rp43,7 Miliar
Advertisement
Advertisement