Advertisement
Selain Covid-19 Waspadai Juga DBD

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Selain penyebaran Covid-19, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman menghimbau agar masyarakat juga mewaspadai penyebaran nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD). Memasuki musim hujan, masyarakat tetap menggiatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk sesuai protokol kesehatan.
Kepala Dinkes Sleman Joko Hastaryo menjelaskan berdasarkan data Dinkes sejak Januari hingga 19 November tercatat jumlah kasus DBD sebanyak 766 kasus. Dari jumlah tersebut tercatat dua pasien yang meninggal dunia. Jumlah itu sudah melewati jumlah kasus DBD selama 2019 yakni 728 dengan kematian satu orang.
Advertisement
"Kami berharap masyarakat juga tetap mewaspadai penyakit DBD. Hal yang perlu diperhatikan adalah tempat-tempat penampungan air yang dapat dijadikan tempat berkembang biak nyamuk,"kata Joko, Kamis (19/11/2020).
Menurut Joko, dari 766 kasus yang tercatat di Dinkes Sleman wilayah Prambanan menjadi kepanewon tertinggi kasus DBD. Di lokasi ini, tercatat 113 kasus atau meningkat hanya 2 kasus dibandingkat data Agustus lalu sebanyak 111 kasus. Kepanewon kasus DBD tertinggi kedua berada di Gamping. Jika data Agustus jumlah kasus DBD di Gamping sebanyak 97 kasus, saat ini jumlahnya bertambah 8 kasus menjadi 105 kasus.
Posisi ketiga berada di Kepanewon Mlati. Pada Agustus lalu jumlahnya hanya 90 kasus namun saat ini menjadi 103 kasus atau naik 13 kasus. Posisi keempat Kepanewon Godean dengan 86 kasus disusul Ngaglik sebanyak 76 kasus. Di Ngaglik ini angkanya naik 5 kasus dibandingkan data Agustus lalu. "Makanya masyarakat harus memperhatikan tempat penampungan air, misalnya ditutup supaya tidak dijadikan tempat berkembang biak nyamuk. Sebab nyamuk itu berkembang biak di genangan air," kata Joko.
Terpisah, Peneliti Utama World Mosquito Program (WMP) Jogja, Prof. Adi Utarini, juga menghimbau masyarakat perlu lebih waspada terhadap Demam Berdarah Dengue (DBD) di masa datangnya musim penghujan sekarang ini. Ia menyebut kasus DBD mengalami kenaikan. Hingga 27 Oktober 2020 lalu, data Kementerian Kesehatan menunjukkan peningkatan kasus dengue hingga mencapai 93.178 kasus dengan 645 kasus kematian.
Prof Uut menuturkan, banyak cara yang bisa dilakukan untuk menekan DBD, mulai dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), 1 Rumah 1 Jumantik, dan fogging. Namun saat ini, WMP melakukan pelepasan nyamuk Aedes aegypti ber Wolbachia untuk mengurangi kasus DBD di Kota Jogja. "Kalau dari aspek manusianya untuk mencegah DBD dengan menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dengan asupan gizi yang seimbang. Termasuk olahraga rutin dan istirahat yang cukup," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Lagi, Dokter Diduga Lecehkan Pasien Rumah Sakit Swasta di Malang
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Empat Bangunan SMP yang Rusak di Bantul Bakal Diperbaiki Tahun Ini
- Kecelakaan Mobil dan Motor di JJLS Bantul, Satu Orang Meninggal Dunia
- Perayaan Paskah 2025, Ribuan Polisi di Kota Jogja Jaga Ketat 59 Tempat Ibadah
- Sepanjang Triwulan Pertama 2025 Ada 65 Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan di Bantul
- Tebing Breksi Hanya Andalkan Live Music Untuk Tingkatkan Angka Kunjungan Wisatawan
Advertisement