Advertisement
Stok Vaksin di Gunungkidul Menipis, Tak Ada Agenda Vaksinasi Baru

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Stok vaksin corona di Gunungkidul semakin menipis. Akibatnya, pelaksanaan vaksinasi terancam berhenti apabila tidak mendapatkan tambahan pasokan.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan, ada sedikit masalah dengan distribusi vaksin corona. Hal ini pun berdampak terhadap pelaksanaan vaksinasi di Bumi Handayani.
Advertisement
Meski tidak menyebut jumlah secara pasti, namun ia mengakui stok vaksin tidak banyak. Sebagai dampaknya, Dinas Kesehatan tidak berani menyusun jadwal vaksinasi baru karena stok digunakan untuk penyuntikan ke masyarakat yang telah terjadwal. Selain itu, stok juga digunakan menyelesaikan proses vaksin untuk penyuntikan kedua.
Baca juga: Calon Penumpang di Stasiun Tugu Jadi Sasaran Sosialisasi Pencegahan Covid-19
“Jadwal vaksin sampai minggu depan. Tapi, kami belum berani membuat jadwal vaksin lagi karena stok yang terbatas,” kata Dewi, Jumat (6/8/2021).
Ia menjelaskan, hingga Jumat pagi, jumlah warga yang mendapatkan vaksin sebanyak 198.427 orang. Dari jumlah ini, sebanyak 51.233 orang telah selesai menjalani suntikan kedua.
“Untuk sasarannya ada yang berasal dari petugas medis, lansia, sektor pellayanan publik, anak-anak hingga masyarakat umum,” katanya.
Ditambahkan Dewi, program vaksinasi akan menyasar 70% penduduk di Gunungkidul. Adapun hasil dari perhitungan ada sekitar 595.000 jiwa yang akan menerima vaksin.
Baca juga: Tragis, 142 Anak di Jogja Mendadak jadi Yatim Piatu Akibat Covid-19
“Kelancaran vaksinasi juga sangat bergantung dengan distribusi. Untuk sekarang juga masih menunggu kiriman, tapi kami yakin akan datang tepat waktu vaksinnya,” kata dia.
Sebelumnya, Bupati Gunungkidul, Sunaryanta berharap target 70% penduduk dapat menerima vaksin corona bisa tercapai di akhir Agustus. Untuk mencapai ini dilakukan berbagai upaya percepatan vaksinasi. Pada awalnya, vaksin dilaksanakan di puskesmas atau balai kalurahan.
Namun demikian, sambung dia, penyutikan juga dilakukan dengan mendatangi rumah warga. Selain itu, vaksinasi juga diselenggarakan di tempat-tempat wisata.
Menurut dia, upaya mendatangi calon penerima vaksin merupakan terobosan guna mencapai target yang telah ditentukan. Sunaryanta menganggap bahwa pelaksanaan di rumah memiliki keuntungan karena warga bisa lebih rileks sehingga tekanan darahnya tidak mengalami kenaikan. “Mudah-mudahan semua berjalan dengan lancar dan target 70% penduduk mendapatkan vaksin bisa segera tercapai,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Harga Tiket Mendaki Gunung Fuji Jepang Kini Naik Dua Kali Lipat
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Sleman Siapkan Rp210 Juta untuk Bantu Pendanaan Penulisan Skripsi Hingga Tesis ASN
- Ingin Bekerja ke Luar Negeri, Pemkab Imbau Warga Gunungkidul Gunakan Jalur Resmi
- Disdikpora Kota Jogja Perpanjangan Pengajuan Akun SPMB SMP Sampai 2 Juli 2025
- Volume Sampah Plastik di Sleman Capai 222 Ton Per Hari
- Teringat Dendam Saat Pesta Miras, Pria di Kulonprogo Menombak Temannya Sendiri
Advertisement
Advertisement