Advertisement
Warga Wonolelo Minta Pengelola Litto Jaga Mata Air

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Pemerintah Kalurahan Wonolelo, Pleret, Bantul, menanggapi berdirinya Little Tokyo di RT 5, Gunung Cilik, Muntuk, Dlingo.
Wonolelo meminta kepada pengelola Litto yang secara geografis berada di atas Kalurahan Wonolelo tidak membuang limbah sembarangan.
Advertisement
BACA JUGA: 6 Hal Penting Setelah Makan Makanan Berkolesterol Tinggi...
"Karena akan merusak mata air yang selama ini diakses oleh warga kami. Selama ini banyak warga kami yang menggunakan mata air di lokasi utara bangunan hotel Litto," kata Lurah Wonolelo Akhmat Furqon, Selasa (21/9/2021).
Menurut Furqon, permintaan ini telah disampaikan kepada perwakilan manajemen Litto pada pertemuan informal antara Pemerintah Kalurahan Wonolelo dengan manajemen Litto, April 2021 lalu. Dalam pertemuan tersebut, kata Furqon, perwakilan manajemen menyatakan limbah cair dari hotel akan diolah dan tidak akan membahayakan warga sekitar.
"Itu baru sebatas pembicaraan informal. Belum ada tanda tangan di atas kertas. Tapi ke depan kami akan komunikasi lebih lanjut agar ada pernyataan di atas kertas dari manajemen agar mereka akan membuang limbah cair ke mata air tersebut," katanya.
Furqon mengatakan wilayah kalurahannya paling berpotensi mendapatkan guguran longsor dari hotel Litto bila terjadi bencana longsor. "Namun, saat pertemuan informal tersebut kami memang belum singgung mengenai kemungkinan potensi bencana. Karena saat itu kami fokus kepada mata air," jelasnya.
Sementara, warga Gunung Cilik, Muntuk, Dlingo, Gandi Saputra mengatakan Litto akan memanfaatkan sumber mata air di salah satu lahan milik warga. Sumber mata air tersebut selama ini dikenal tidak pernah kering, meski musim kemarau datang.
"Litto telah menyewa lahan milik warga yang terdapt sumber air tersebut dan kemudian membuatkan penampungan sebelum dialirkan ke hotel," kata dia.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto akan mengecek kontur dan struktur tanah lokasi dibangunnya Litto dengan melibatkan ahli geologi dari UPN Veteran Yogyakarta.
BACA JUGA: Daftar 8 Tsunami Besar di Indonesia, Puluhan Ribu Nyawa Melayang
"Rencana Minggu kami ke sana. Kami cek semua. Apakah Litto masuk dalam zona rawan longsor. Jika ada longsor, ada dua kalurahan yang berpotensi terdampak yakni Wonolelo dan Segoroyoso," ucap Dwi.
Sementara PR Litto Nobertha Shinta mengatakan pembangunan hotel dan prasarana di tempat tersebut telah dihitung dengan matang. Baik dari segi kekuatan bangunan maupun arsitektur.
"Sudah dihitung dengan matang perencanaan sipil dan arsitekturnya. Tata guna lahan juga dikaji supaya tetap memberikan rasa aman dan nyaman baik bagi pengunjung maupun bagi warga sekitar," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Iran Isyaratkan Bersedia Negosiasi Nuklir Jika AS Tidak Lagi Menyerang
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Kerja Sama Pemda DIY-BSSN Ditingkatkan untuk Keamanan Siber
- Perekrutan Guru dan Tenaga Kependidikan Sekolah Rakyat Harus Sesuai Domisili
- Perpustakaan Kota Jogja Kini Buka hingga Malam Hari, Ini Jadwalnya
- Kementerian ATR/BPN Bantah Isu 2026 Tanah Tak Bersertifikat Diambil Negara, Dirjen PHPT: Itu Tidak Benar
- Libur Panjang 1 Sura, Penumpang KA Jarak Jauh di Daop 6 Jogja Melonjak 20 Persen
Advertisement
Advertisement