Advertisement
Puluhan Warga Paker Ikuti Kirab Budaya Merti Dusun

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL — Guna melestarikan tradisi sekaligus menggelar syukuran memperingati HUT ke-77 Kemerdekaan RI , warga Padukuhan Paker, Kalurahan Mulyodadi, Kapanewon Bambanglipuro menggelar kirab budaya merti dusun, Minggu (28/8/2022).
Puluhan warga yang terdiri dari lima RT di Padukuhan Paker terlibat dalam kirab budaya merti dusun ini. Dalam acara itu, mereka mengenakan berbagai kostum seperti bergada, petani, kebaya dan lainnya.Sejumlah gunungan yang berisikan hasil bumi warga tak lupa diarak dalam kirab ini.
Advertisement
Ketua panitia Kirab Budaya Merti Dusun Padukuhan Paker, Sudarna, menjelaskan merti dusun merupakan kegiatan rutin yang digelar setiap dua tahun sekali, yakni Senin Pahing di bulan Agustus atau September. Rangkaian kegiatan berlanjut pada Senin (29/8/2022) dengan Kenduri Ambeng.
Biasanya merti dusun digelar dengan pertunjukan wayang kulit. Namun, untuk tahun ini, guna memperbesar keterlibatan warga, maka digelarlah kirab budaya. “Kalau wayang kulit warga cuma menjadi penonton, tetapi kalau dengan kirab budaya warga turut serta sebagai pelaku,” ujarnya.
Gunungan yang diarak dalam kirab budaya ini merupakan wujud syukur dari warga yang sebagian besar merupakan petani. Selain itu, dalam kirab budaya ini warga juga memberikan burung perkutut kepada Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih.
Dia menceritakan burung perkutut merupakan ikon Padukuhan Paker yang hingga kini tidak boleh ditembak. “Menurut legenda, di Paker dulunya ada penggawa Majapahit. Karena lama tidak ngaruhke ke Kraton, dari kraton yang ngaruhke dengan mengutus seekor burung. Setelah bertemu Kyai Paker, burung itu tidak mau pulang hingga raja turun sendiri ke Paker,” ungkapnya.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menuturkan pada bulan Agustus ini semua warga Bantul menunjukkan guyub rukun dan gumregah dalam memperingati HUT ke-77 Kemerdekaan RI, termasuk di Padukuhan Paker, Kalurahan Mulyodadi.
Dia mengingatkan warga jika peringatan kemerdekaan tidak hanya untuk hura-hura, tetapi juga meneruskan perjuangan para pahlawan yang telah bertaruh nyawa demi cita-cita bebas dari penjajahan, hidup yang lebih baik dan masyarakat yang sejahtera.
“Perjuangan dan pembangunan harus kita sengkuyung bersama. Dari pendidikan jika ada anak yang tidak sekolah, harus disekolahkan. Bayi yang baru lahir harus sehat, jangan sampai stunting. Posyandu diguyubkan untuk membina kesehatan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Waspada Penipuan! Jangan Tergiur Penawaran Haji Tanpa Visa Resmi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pungutan Liar oleh Petugas Rutan Kelas II A Jogja, Kepala Kanwil Ditjenpas DIY: Pelaku Ditindak Tegas
- Libur Panjang, Okupansi Hotel di Bantul Mencapai hingga 100 Persen
- Baciro Kini Jadi Kelurahan Hijau di Jogja karena Berhasil Mengelola Sampah dengan Baik
- Ratusan Remaja Diusulkan Dinsos Bantul untuk Masuk Sekolah Rakyat Setingkat SMA
- Long Weekend Waisak, Jumlah Wisatawan di Bantul Meningkat Hampir Dua Kali Lipat
Advertisement