Advertisement

Tren Penyakit Diabetes Melitus di Jogja Meningkat Tiga Tahun Terakhir

Yosef Leon
Minggu, 12 Februari 2023 - 16:37 WIB
Budi Cahyana
Tren Penyakit Diabetes Melitus di Jogja Meningkat Tiga Tahun Terakhir Suasana kantor Dinas Kesehatan Kota Jogja, Minggu (12/2/2023). Tren penyakit diabetes melitus di wilayah Jogja menunjukkan angka yang melonjak tiga tahun terakhir. - Harian Jogja/Yosef Leon

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Jumlah orang dewasa usia 15 tahun ke atas yang mengidap penyakit diabetes melitus di Kota Jogja meningkat sejak beberapa tahun terakhir. Pola hidup yang tidak teratur serta konsumsi gula dan makanan cepat saji yang berlebihan tanpa dibarengi dengan aktivitas fisik disinyalir jadi penyebab tren penyakit ini meluas. 

Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kota Jogja Iva Kusdyarini menjelaskan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dari 2013 sampai 2018 menyebut angka pengidap diabetes melitus juga naik dengan pravelensi sebanyak 4,79 persen dari seluruh warga kota. 

Advertisement

Dalam tiga tahun terakhir pun kecenderungan penyakit tersebut juga meningkat. Dari catatan Dinas Kesehatan Kota Jogja sebanyak 10.635 warga mengidap penyakit diabetes melitus pada 2020, angkanya kemudian naik menjadi 13.237 pada 2021 dan menjadi 13.676 pada 2022 lalu. 

"Kenaikan yang cukup signifikan itu karena ada proses skrining yang kami lakukan berbarengan dengan vaksin Covid-19. Skrining-nya bersama dengan penyakit tidak menular dini dengan periksa gula darah sehingga ditemukan banyak kasus," kata Iva, Minggu (14/2/2023). 

Menurutnya, seseorang dengan riwayat keluarga pengidap diabetes melitus juga cukup rentan menderita penyakit ini. Selain itu, pola hidup sedentari atau minim aktivitas fisik juga disinyalir menjadi salah satu faktor pendorong maraknya warga Jogja yang mengidap diabetes melitus. 

"Logikanya kan apa yang masuk dan keluar pada tubuh itu mesti seimbang agar metabolisme tubuh sehat, ketika banyak yang masuk tapi tidak banyak energi yang keluar, pasti rentan terhadap penyakit," katanya. 

Iva menjelaskan penyakit diabetes yang disebabkan lantaran konsumsi gula berlebihan bisa dicegah dengan mengatur takaran kandungan gula pada makanan dan minuman yang dikonsumsi. Dalam sehari konsumsi gula yang disarankan bagi tubuh tidak lebih dari empat sendok makan. 

BACA JUGA: Rp3,8 Triliun Bakal Mengucur ke 30 Desa Terdampak Jalan Tol Jogja-YIA, Muncul Miliarder Baru?

"Diabetes ini juga rentan menjadi penyakit penyerta jika disepelekan, bahkan yang sifatnya kegawatdaruratan semacam jantung, stroke, atau gagal ginjal," ujarnya. 

Upaya untuk meningkatkan kesadaran warga terhadap penyakit diabetes dilakukan dinas kesehatan dengan pengadaan layanan pandu penyakit tidak menular di puskesmas. Layanan ini salah satunya untuk membantu warga dalam melakukan kontrol penyakit diabetes melitus agar cepat dideteksi dan tertangani dengan optimal. 

"Layanannya akan melihat kondisi gula darah warga baik saat puasa atau setelah makan untuk kontrol efek dari pengobatan. Apakah perlu lanjutan program pengobatan atau intervensi lainnya," ucap Iva.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BMKG: Sebagian Besar Wilayah Indonesia Dilanda Hujan Hari Ini

News
| Rabu, 24 April 2024, 08:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement