Kapan Dosen UII Jogja yang Menghilang Akan Pulang? Begini Penjelasan Rektor
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN — Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Fathul Wahid belum bisa memastikan kapan Dosen UII Ahmad Munasir Rafie Pratama (AMRP) yang sempat dinyatakan hilang saat perjalanan pulang dari Norwegia akan pulang. Kesehatan menjadi alasan AMRP belum pulang.
"Kami belum bisa memastikan karena kami juga tidak bisa memaksa pulang," ucapnya di Kantor LLDikti Wilayah V, Senin (27/2/2023).
Advertisement
AMRP dikabarkan mengubah rute perjalanan pulang ke Amerika Serikat (AS) tanpa pemberitahuan. Fathul mengatakan rumah sakit telah mendiagnosis AMRP ada masalah kesehatan dan harus berobat. Namun, nama rumah sakitnya tidak bisa disampaikan karena alasan privasi.
"Termasuk itu [privasi] apakah dirawat di rumah sakit mondok, atau rawat jalan gak ada info spesifik dalam rilis yang diberikan Kemlu ke kami," jelasnya.
BACA JUGA: Dosen UII Jogja yang Sempat Hilang Akhirnya Memberi Kabar! Ungkap Permohonan Maaf
Komunikasi terakhir yang dilakukan antara UII dengan AMRP adalah melalui email. Sementara komunikasi menggunakan ponsel tidak ada. Termasuk komunikasi dengan keluarga menurutnya juga sudah dilakukan.
"Gak tahu [menggunakan email atau bukan] yang kami ketahui hanya itu [ada komunikasi]. Tidak dalam porsi menanyakan itu, kan ruang privat keluarga."
Lebih lanjut dia menyampaikan, jika dosen akan meninggalkan tugas kedinasannya untuk berobat idealnya musti izin. Terkait sakitnya AMRP akan di-cover atau tidak harus dipelajari terlebih dahulu sakitnya apa. "Harus kami pelajari dulu sakitnya apa, dalam tanggungan tidak dan lain-lain," lanjutnya.
Menurutnya saat ini tengah dibentuk tim untuk menilai tindakan dosen tersebut termasuk indisipliner kategori ringan atau berat. Tim ini akan menilai fakta di lapangan. Baru didiskusikan apa sanksi yang akan diberikan.
"Tim kami internal dan akan bekerja segera, SK tim sedang kami proses. Mudah-mudahan dalam pekan ini kami luncurkan dan akan menjadi proses internal."
Terkait sanksi yang mungkin diberikan menurutnya akan dilihat dulu. Ia mencontohkan misal ada mahasiswa gagal kuliah. Mestinya diberi sanksi. Namun jika alasannya kesehatan atau hal tertentu lainnya sehingga tidak mungkin melanjutkan maka akan beda dibandingkan dengan yang sengaja tidak belajar.
"Harus melihat konteksnya jadi tidak selalu melihat yang terlihat tapi harus melihat faktanya seperti apa di lapangan dan itu bagian dari tim yang yang bekerja," paparnya.
Sementara itu, Kepala Lembaga LLDikti Wilayah V DIY, Aris Junaidi menyampaikan semua pihak sudah dikontak terkait keberadaan AMRP. Update selalu dilakukan. "Tunggu saja kepulangan yang bersangkutan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Puluhan Unsur Penyelenggara Pemilu Kena Sanksi Pemberhentian
Advertisement
Waterboom Jogja Rayakan Ulang Tahun ke-9, Ada Wahana Baru dan Promo Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Siaga Bencana Hidrometeorologi, Polres Bantul Siapkan Personel
- Pemda DIY Rayakan Hari Nusantara di Pantai Mlarangan, Harap Potensi Kalutan Kulonprogo Berekembang
- Petani di Bantul Kekurangan Ratusan Traktor, Pemkab Berharap kepada Pemerintah Pusat
- Pengelolaan Sampah ITF Bawuran Ditargetkan Beroperasi Februari 2025
- Gol Gustavo Buat PSS Sleman Curi Satu Poin dari Markas PSM Makassar
Advertisement
Advertisement