Advertisement

Para Perempuan di Jantung Perguruan Tinggi UMY

Media Digital
Kamis, 20 April 2023 - 03:17 WIB
Abdul Hamied Razak
Para Perempuan di Jantung Perguruan Tinggi UMY Logo UMY.ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) merupakan salah satu lembaga penting. Bahkan bisa dibilang sebagai jantungnya perguruan tinggi karena mahasiswa dan kampus identik dengan riset, jurnal, publikasi, dan juga hak kekayaan intelektual.

LRI UMY yang mengemban tugas meningkatkan penelitian berdampak, meningkatkan publikasi bereputasi dan produk teknologi telah  memberikan makna secara sosial, ekonomi, dan politik bagi bangsa bersama mitra strategis dan civitas akademika UMY.

Advertisement

Pada 2021 UMY menguatkan bidang riset, publikasi dan inovasi dengan membentuk LRI, kemudian LP3M menjadi Lembaga Pengabdian Masyarakat. Sejak 2021 lalu, LRI UMY dinakhodai seorang perempuan, yakni Profesor Dyah Mutiarin. Bukan asal Arin-sapaan akrab Dyah Mutiarin- ditunjuk menjadi kepala LRI. 

Profesor Dyah Mutiarin.

Profesor Dyah Mutiarin

Guru besar kelahiran 8 November 1971 itu pantas mengemban amanah tersebut dengan latar belakang akademisnya maupun kepribadiannya sehingga ia mampu melebihi kandidat yang lainnya.

Arin sebelumnya menjabat sebagai Kepala Divisi Penelitian pada 2018-2021 di LP3M. Sebelumnya pada 2013-2018 ia menjabat sebagai Ketua Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan Pascasarjana UMY. Sebelumnya lagi menjadi sekretaris di prodi yang sama. Arin memiliki segudang prestasi di bidang penelitian. Setidaknya sejak lima tahun terakhir ia sudah menghasilkan sebanyak 15 penelitian dan publikasi.

Selain Arin, struktur LRI UMY juga didominasi perempuan. Ada dua perempun lainnya di struktur LRI. Keduanya adalah apt. RR. Sabtanti Harimurti, M.Sc, Ph.D sebagai Kepala Divisi Penguatan Riset dan  Dr drh Tri Wulandari Kesetyaningsih MKes sebagai Kepala Divisi Penguatan Publikasi dan Jurnal. 

Sementara satu lagi seorang laki-laki, yakni Ir. Agus Jamal, M.Eng., IPM. sebagai Kepala Divisi Inovasi dan Komersialisasi Produk.

Arin mengatakan dominasi perempuan di struktur LRI murni karena kemampuan dan rekam jejak. “Misalnya  kepala Divisi Riset mencari orang yang rekam jejak bagus terkait dengan penelitian dan banyak berkolaborasi ke luar negeri untuk menunjang visi misi LRI. Kebetulan kandidat ada laki dan perempuan dan ternyata nilai lebih bagus Bu Sabtanti,” katanya.

“Waktu membentuk itu minimal dua perempuan, dua laki-laki. Ternyata dalam perjalanannya kandidat lebih unggul perempuan. Kita inginkan komposisi laki-laki dan perempuan ada. Ada laki-laki dan perempuan sekaligus penguatan perempuan di struktural UMY,” ujarnya. 

Hal ini juga selaras dengan kebijakan di UMY yang memberi peran yang seimbang baik bagi dosen perempuan maupun dosen laki-laki.

Arin menilai perempuan punya kemampuan-kemampuan dalam hal ketahanan mental. Bisa melaksanakan tugas domestik dan publik sekaligus dan dapat berjalan dengan baik. Resiliensnya lebih bagus dan multitasking.

Ia berharap komposisi struktur LRI saat ini bisa membawa LRI mencapai research excellence university 2025. Arin berujar UMY dicanangkan sebagai research excellence university  artinya riset jadi tumpuan. Pertama bisa terpadu dalam pembelajaran dan kedua terpadu dalam pengabdian masyarakat dan yang ketiga bisa membentuk keunggulan riset dosen dan mahasiswa.

“Dosen dan mahasiswa UMY unggul dalam kompetisi riset, dari sisi prestasi dosen secara nasional dalam riset kita banyak dapat hibah dari eksternal misal dari DRTPM, BRIN, LPDP, Erasmus, dan sumber-sumber yang lain.” 

Selain itu, risetnya juga berdampak bagi dunia industri dan masyarakat. Artinya bisa digunakan. Digunakan dalam arti menghasilkan output publikasi, kemudian menghasilkan kekayaan intelektual berupa hak cipta, hak paten dan jenis kekayaan intelektual yang lain.

“Riset perlu menghasilkan inovasi. Inovasi ada tiga kata kunci, pertama riset harus kolaborasi dengan multistakeholders dan bersifat multidisiplin. Tidak bisa dosen meneliti sendiri tanpa melibatkan stakeholders. Harus kolaborasi. Kedua harus mampu bersifat inovatif yang dibutuhkan masyarakat, ada unsur kebaruan,” ujarnya.

Misal penelitian tentang penjernih air sudah biasa. Tapi penjernih bisa gunakan alat bantu lampu UV itu berbeda, ada unsur kebaruan. 

“Atau misal rumah sakit sudah punya semacam alat untuk sterilisasi udara pasti sudah punya tapi yang ada inovasinya seperti apa, misal mengggunakan gelombang ultrasonic atau gunakan sinar UV jadi ada inovasinya. Hal lain terkait dengan penelitian sosial misalnya, digital government sudah menjadi keharusan untuk mempermudah pelayanan publik, namun model digital government yang mampu memfokuskan pada interoperabilitas data, integrasi data, ini yang lebih diperlukan oleh masyarakat, sehingga apa yang dibutuhkan masyarakat bisa kita tangkap,” kata Arin.

Lebih lanjut Arin mengatakan jumlah penelitian di UMY sampai saat ini setiap tahun berkisar antara 650 - 750 riset dan hampir merata antara dosen laki-laki dan perempuan. Hal ini karena UMY memiliki Indeks Kinerja Strategis yang mengamanatkan seluruh dosen minimal memiliki 1 riset, 1 pengabdian dan 1 publikasi tiap tahun. Sementara hak cipta ada sekitar 1.800-an dan hak paten 189. Hak paten adalah berkaitan dengan hak eksklusif inventor atas invensi di bidang teknologi. 

Sementara hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif atas suatu karya. Bahkan, terkait Hak Kekayaan Intelektual ini, UMY mendapatkan apresiasi dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada 2022 lalu.

Kepala Divisi Penguatan Riset LRI UMY, Sabtandi Harimurti menambakan model riset sekarang sudah berubah dari beberapa tahun lalu. Mulai 2021 model riset menuju hilirisasi produk. Karena menuju hilirisasi produk, riset pengembangan harus kalaborasi. 

Sabtandi Harimurti

Sabtandi Harimurti 

Penelitian dasar kolaborasi bisa dilakukan dengan perguruan tinggi dalam dan luar negeri. Riset terapan pengembangan harus ada kolaborasi perguruan tinggi dalam dan luar negeri dan juga ada mitra/DUDI (dunia usaha dunia industri). Dudi menghilirisasi produk penelitian.

Sementara, Kepala Divisi Penguatan Publikasi dan Jurnal LRI UMY, Tri Wulandari Kesetyaningsih, mengatakan penelitian atau riset adalah hulu dari Catur Dharma yang harusnya mengalir dan sebagai ujungnya kemudian dipublikasikan. Dari penelitian yang dilakukan harapannya bisa menghasilkan jurnal, buku (ajar, referensi, monograf). Itu semua merupakan produk dari riset dosen sebagai perwujudan Catur Dharma. 

Tri Wulandari Kesetyaningsih

Tri Wulandari Kesetyaningsih

Karier dan Keluarga Tetap Seimbang

Hari Kartini diperingati setiap 21 April untuk mengenang Raden Ajeng Kartini yang telah memperjuangkan derajat perempuan. Dengan perjuangan Kartini perempuan saat ini keberadaannya diakui di ruang publik, tidak hanya di ranah domestik. Berikut ragam perempuan saat ini dalam memaknai Kartini.

Profesor Dyah Mutiarin, tidak menyangka dengan posisinya saat ini. Perempuan kelahiran 8 November 1971 ini dibilang sukses dalam meniti karier akademisnya hingga mencapai guru besar. Selain sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), istri Profesor Wayudi Kumorotomo ini juga menjabat sebagai Kepala Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) di kampus setempat.

Tidak hanya sibuk di ranah publik, ibu dari tiga anak ini juga tetap tidak melupakan perannya sebagai ibu. “Setiap akhir pekan dan waktu libur saya gunakan untuk waktu keluarga, biasanya nonton film atau makan diluar atau travelling bersama” ucapnya.    

Arin-sapaan akrab Dyah Mutiarin-memaknai Kartini sebagai the power of equality artinya setara dan saling melengkapi antara laki-laki dan perempuan. “Kalau refleksi di universitas, kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam berbagai bidang kegiatan Catur Dharma di UMY, menjadi penting, ”katanya. 

Selain itu, menurutnya saat ini perempuan lebih banyak tantangan karena sekarang berada dalam era disrupsi atau terjadinya inovasi dan perubahan yang masif, generasi berubah jadi generasi milenial. Tentu harus bisa menjadi perempuan yang tangguh dengan adanya perubahan zaman. Generasi yang baru, tuntutan pekerjaan yang kompleks, sehingga harus jadi pribadi yang tangguh. “Tangguh dalam menekuni bidangnya, tangguh ketika diberi amanah dan jabatan karena selalu ada tantangan. 

Apalagi sekarang era digital semua inginnya serba cepat, perubahan sangat cepat juga bagaimana jadi sosok Kartini era saat ini menjadi perempuan melengkapi peran suami, peran ibu dan peran sebagai istri. Sementara di kantor juga perlu menjadi penggerak kesetaraan dengan rekan kerja laki-laki.

Senada juga disampaikan Sabtanti Harimurti. Bagi perempuan kelahiran 23 Februari 1973 dalam memaknai Kartini adalah dengan mengintrospeksi diri. Ia sudah diberikan izin oleh suami, anak, dan keluarga untuk berkarier, sehingga ia harus bisa memanfaatkan kepercayaan keluarga tersebut agar dirinya bisa memberikan manfaat buat orang banyak.

“Apa yang sudah saya punyai apakah sudah bermanfaat apa belum? Hari Kartini adalah introspeksi, kalau belum saya harus mencari kenapa saya belum bermanfaat,” katanya.

Meski berkarier di luar, ibu dari dua anak ini tetap memberikan ruang untuk komunikasi keluarga terutama saat libur. Selain itu, setiap pagi hari ia biasanya tetap menyediakan makanan untuk anak dan suaminya. Bahkan selama ini ia tidak membebani asisten rumah tangga.

Ia pernah meminta bantuan mengurus anak itu ketika dirinya tugas belajar di Malaysia saat anaknya masih berusia tiga tahun. Saat ini, kedua anaknya sudah besar sehingga lebih leluasa lagi mengabdi dalam pekerjaannya di Lembaga Riset dan Inovasi UMY. Terlebih anak-anaknya juga punya kesibukan sendiri dengan dunia pekerjaan dan kuliahnya.

“Kalau Sabtu-Minggu saya biasa menyempatkan bersepeda dengan suami untuk menyeimbangkan karier. Karena di waktu kerja kan biasanya dari pagi sampai sore terkadang sampai malam. Maka di hari libur waktu untuk keluarga,” ucapnya.

Sementara bagi Tri Wulandari Kesetyaningsih dalam memaknai Kartini adalah kesempatan bagi perempuan untuk  mengembangkan diri dan mengaktualisasikan diri  sehingga memberikan manfaat yang optimal bagi keluarga, bangsa dan negara.

Meski demikian, tetap tidak melupakan tugas di rumah agar tetap harmonis dan sejahtera. (BC)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Pemda DIY Perkuat Komitmen Antikorupsi

Pemda DIY Perkuat Komitmen Antikorupsi

Jogjapolitan | 5 hours ago

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Cabuli Santri, Pengasuh Pesantren Divonis 15 Tahun Penjara dan Denda Rp1 Miliar

News
| Kamis, 18 April 2024, 23:47 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement