Advertisement
Tangkal Hoaks dengan Sinau Pancasila

Advertisement
GUNUNGKIDUL—Pemerintah DIY melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) menggalakkan program Sinau Pancasila dan Wawasan Kebangsaan. Cara ini dilakukan untuk mencegah peredaran informasi bohong yang dapat memecah persatuan dan kesatuan bangsa.
Kegiatan ini mengundang sejumlah pembicara di antaranya dari Persatuan Purnawirawan Angkatan Bersenjata RI (Pepabri) DIY. Pengurus Pepabri DIY, Muhammad Mansur Sudarno mengatakan di era globalisasi arus informasi berkembang sangat cepat sehingga memudahkan munculnya berita-berita tidak benar atau hoaks. Kondisi ini bukan sebuah kebetulan karena diduga merupakan agenda proxy war di dunia.
Advertisement
“Harus diwaspadai karena dapat mengacam persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Sudarno saat menjadi pembicara dalam Sinau Pancasila dan Wawasan Kebangsaan untuk organisasi masyarakat (ormas) di Gunungkidul, Selasa (15/8).
Menurut dia, ancaman tidak hanya berasal dari luar, namun juga dari dalam. Hal ini terlihat dari kondisi masyarakat yang mulai meninggalkan nilai-nilai Pancasila.
“Harus dicegah agar terus bergelora dengan kegiatan Sinau Pancasila yang sekarang digalakkan oleh Pemerintah DIY. Kalau nilai yang terkandung dalam Pancasila semakin luntur, maka identitas sebagai bangsa juga akan semakin menghilang,” katanya.
Makin lunturnya nilai-nilai Pancasila semakin terlihat dengan sikap individualis antarwarga. Hal ini jauh dari norma-norma yang ada dalam Pancasila.
“Belum terlambat karena masih ada cara untuk kembali menggelorakan Pancasila sehingga masyarakat bisa paham serta mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Saya meyakini dengan gerakan sinau [belajar] bareng maka persatuan dan kesatuan dapat dijaga,” katanya.
Sudarno menambahkan, selain mengamalkan sila-sila dalam Pancasila guna memperkuat persatuan dan kesatuan, juga butuh dorongan agar semangat nasionalisme terus tumbuh. Cara ampuh untuk mewujudkannya dengan menggalakkan semangat kesetiakawanan.
Rasa kebersamaan dalam menghadapi berbagai persoalan bisa menjadi kunci. Selain itu, juga dapat dikombinasikan dengan menghayati nilai-nilai kepahlawan yang berkaitan dengan semangat pantang menyerah, kerelaan berkorban tanpa pamrih dan keberanian. “Dengan dua semangat ini maka rasa nasionalisme dan cinta Tanah Air tetap bisa dijaga,” katanya.
Berita Hoaks
Psikolog Nurmey Nurulchaq, mengatakan keberadaan berita bohong atau hoaks menjadi permasalahan serius yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan. Data Kementerian Komunikasi dan Informatika sudah ada sekitar 800.000 situs yang diblokir karena penyebaran hoaks. “Keberadan berita hoaks ini sangat berbahaya sehingga harus dicegah,” katanya.
Nurul mengungkapkan salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan internalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. “Yang harus diingat Pancasila adalah pemersatu bangsa sehingga keberadaannya harus jadi pedoman dan terus diamalkan,” katanya.
Anggota Komisi A DPRD DIY Erlia Risti mengatakan kegiatan Sinau Pancasila dan Wawasan Kebangsaan menyasar berbagai elemen masyarakat. Mulai dari pelajar, mahasiswa, ormas, organisasi politik, guru, tokoh agama dan masyarakat.
“Sekarang sosialisasi diberikan ke anggota ormas di Gunungkidul. Tujuannya adalah menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat dan Aparatur Sipil Negara guna mewujudkan semangat nasionalisme dan cinta Tanah Air,” kata Erlia
Selain itu, untuk memperkuat terwujudnya tujuan pengaturan Keistimewaan DIY sebagaimana terkandung dalam UU No. 13/2012 yang berbasis kearifan lokal. Terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia merupakan garis finisnya. “Intinya untuk mewujudkan kerukunan dan ketentraman masyarakat,” ujarnya.
Kepala Bidang Ideologi dan Kewaspadaan Nasional, Bakesbangpol DIY, Djuli Sugiarto mengatakan kegiatan Sinau Pancasila dan Wawasan Kebangsaan merupakan kerja sama Bakesbangpol DIY dengan Komisi A DPRD DIY. Kegiatan ini diharapkan untuk kembali mengingat ideologi Pancasila. Nilai ideologi yang di dalamnya mengandung unsur positif seperti menangkal intoleransi, radikalisme dan kejahatan jalanan.
"Seringkali masyarakat sudah lupa Pancasila. Melafalkan Pancasila saja kadang-kadang lupa. Ideologi ini merupakan kesepakatan tokoh pendiri bangsa yang harus kita ikuti,” ungkapnya. (BC)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

28 Perusahaan Segera Mengantre di Bursa, Mayoritas Sektor Konsumer Nonsiklikal
Advertisement

Destinasi Unik, Kuil Buddha Ini Dibangun dengan Jutaan Botol Bir
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Reguler KA Bandara YIA-Stasiun Tugu Jogja, Harga Tiket Hanya Rp20.000
- Mau ke Bandara YIA Pakai Bus Damri? Simak Jadwalnya di Sini
- Mantan Napi Teroris Ini Mendapat Bantuan Penunjang Ekonomi Keluarga dari Pemkot Jogja
- Mau ke Jogja atau Solo Naik KRL? Berikut Jadwal KRL Jogja-Solo dan Lokasi Stasiunnya
- PENGEMBANGAN PARIWISATA: Festival Kampung Wisata Perkuat Inovasi
Advertisement
Advertisement