Advertisement
11 Tahun UU Keistimewaan: Gebyar Kreasi Kesenian dan UMKM Digelar di Kulonprogo

Advertisement
JOGJA—Masyarakat DIY memperingati 11 tahun Undang-undang Keistimewaan DIY yang jatuh pada Kamis (31/8/2023). Peringatan tersebut dirayakan dengan ribuan acara dan kegiatan yang telah dimulai sejak 11 Agustus 2023.
Hal yang menjadi pembeda dalam peringatan tahun ini adalah Kabupaten Kulonprogo dipilih menjadi lokasi puncak acara Gebyar Keistimewaan.
Advertisement
Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan, Aris Eko Nugroho, mengatakan Gebyar Keistimewaan akan semakin meriah dan padat karena dibarengi dengan pembukaan stan UMKM. Stan tersebut berderet di dua sisi dengan produk yang bermacam-macam di Lapangan Secang, Sendangsari, Pengasih, Kulonprogo.
"Hari kedua acara Gebyar Keistimewaan ini ada yang beda. Sudah ada stan di sisi yang lain yang menawarkan produk berkemasan. Produk tersebut mencerminkan daya saing karena sudah ada PIRT dan upaya sosialisasi higienitasnya," kata Aris ditemui di Lapangan Secang, pada Rabu (30/8/2023).
BACA JUGA: BKK Danais Jadi Upaya Pemberdayaan Masyarakat Kulonprogo
Bermacam pelaku UMKM baik yang tidak atau belum memiliki PIRT maupun sudah diakomodasi oleh Pemerintah Provinsi melalui BKK Dana Keistimewaan (Danais) ikut terlibat. Menurut Aris, penggunaan BKK Danais semakin meluas.
"Semua lingkup aktivitas di masyarakat baik sosial, ekonomi, dan budaya dapat difasilitasi. Harapan kami nantinya akan muncul titik-titik yang memiliki potensi menjadi role model," katanya.
Potensi tersebut perlu diarahkan kepada pengembangan hal-hal yang bersifat lokalitas tanpa menduplikasi potensi dari luar daerah. Potensi tersebut dapat ditelusuri melalui nama-nama daerah di DIY termasuk Kulonprogo yang unik yang menyimpan cerita dan semangat.
Hanya saja, menurut Aris yang perlu dipikirkan adalah apakah potensi tersebut dapat menghidupi pelaku atau warga sekitar yang mengembangkan potensi lokalnya. Kendati dalam proses awal, nguri-uri potensi lokal perlu perjuangan.
"Kalau sudah diawali dengan nguri-uri lalu ngurep-urep dan nguripi. Kalau sudah sampai di titik nguripi, kami berharap ada kesinambungan dari seluruh program [BKK Danis]," ucapnya.
Potensi lokal dapat dikenalkan secara luas melalui kolaborasi dengan hal-hal modernitas. Dengan begitu anak muda yang notabene hidup 24 jam bersama gawai dapat dibawa masuk ke arus potensi lokal tersebut.
Kolaborasi tersebut dapat dilihat secara sederhana dan kasat mata dalam acara Gebyar Keistimewaan di Lapangan Secang. Hari Selasa (29/8), dengan diawali Tari Angguk, Pemkab Kulonprogo menyuguhkan pentas wayang wisata istimewa sebelum ditutup seni tari jaranan.
Wayang wisata tersebut merupakan kreasi gabungan dari seni wayang, multimedia, dan beberapa seni khas Kulonprogo. Kolaborasi unsur-unsur itu menjadi awal munculnya ikon baru.
Lalu, pada Rabu ada kolaborasi kesenian Ketoprak Pujangkoro Budaya Ande-ande Lumut oleh Keluarga Cantrik. Ketoprak ini dikemas dengan bungkus modern tanpa menghilangkan ciri lokalitasnya. Penggunaan bahasa sehari-hari membuat pesan yang ingin disampaikan dapat ditangkap dengan mudah.
Hari terakhir acara di Lapangan Secang pada Kamis (31/8/2023) adalah puncaknya dengan mengusung tajuk Panggung Rakyat Gebyar Keistimewaan bertema Kaistimewan Adheganing Amerta. Dalam acara puncak disajikan rangkaian penampilan antara lain pentas Orkestra Bayu Madhuswara dan pentas seni Ngatmo Mbilung. Juga ada bazar UMKM.
BKK Danais
Lurah Sendangsari, Suhardi, mengatakan manfaat BKK Danais untuk Sendangsari sangat luar biasa. Mulai dari pengelolaan sampah sampai pemberdayaan masyarakat melalui UMKM di Sendangsari disokong Danais. "Selama dua tahun dapat gelontoran Danis oleh Pak Gubernur dan Pati [Paniradya] itu luar biasa untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat," kata Suhardi.
Suhardi berupaya untuk mengembangkan wisata edukasi minat khusus menggunakan gerobak sapi. Edukasi menjadi salah satu wujud pemberdayaan. BKK Danais yang didapat Sendangsari tidak digunakan untuk bersenang-senang melalui acara-acara kesenian tapi juga untuk pembangunan.
Salah satu pelaku usaha, Dwi Prasetyo, warga Pengasih, mengaku acara yang digelar dalam rangka peringatan 11 tahun UU Keistimewaan tersebut sangat membantu keluarganya. Dwi telah berdagang sejak 2009. "Kalau bisa acara seperti ini rutin," kata Dwi.
Di stan lain, anggota Perkumpulan Wirausaha Perempuan (Perwira), Kingkin, mengaku dirinya dan anggota Perwira lain terbantu dengan adanya acara di Lapangan Secang. "Kami terbantu untuk memasarkan produk UMKM. Dengan begitu kan lebih dikenal produk kami yang sudah ada PIRT dan halal juga. Produk ini sudah ada jaminan aman," kata Kingkin.
Sama seperti Dwi, Kingkin berharap acara melalui BKK Danais tersebut dapat diadakan secara rutin.
Ketua Keluarga Cantrik, Rio Pujangkoro, mengaku teman-teman seniman seperti ketoprak dapat bangkit dengan adanya ruang untuk menampilkan kolaborasi kesenian.
"Kami ngisi hari kedua. Ketoprak humor yang kami kemas dengan kekinian. Ada gitar dan bass dari musiknya. Bahasa yang kami gunakan juga keseharian. Harapan saya kalau bisa dirutinkan biar Danais bisa terserap masyarakat. Seniman dan warga sekitar sama-sama dapat untungnya. Ekonomi dapat, hiburan dapat," kata Rio. (BC)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Ini Dia Pemenang Duta Bahasa Tingkat Nasional 2023, Ada DIY?
Advertisement

Di Coober Pedy, Penduduk Tinggal dan Beribadah di Bawah Tanah
Advertisement
Berita Populer
- Berlangsung 6 Hari, Malioboro Coffe Night Digelar di Kotabaru hingga UGM
- Sudah Kembalikan Semua Uang Suap Tanah Kas Desa, Kejati DIY Tetap Sita Tanah Krido
- Bawaslu dan Polda DIY Awasi Hoaks dan Ujaran Kebencian di Media Sosial Jelang Pemilu 2024
- Trans Jogja Bakal Hadir dengan 25 Bus Baru, Per 1 Oktober
- Tugu Pal Putih Jogja Kini Dipagar Lebih Rapi
Advertisement
Advertisement