Advertisement

Musim Kemarau, Petani Bantul Didorong Menanam Kedelai

Newswire
Rabu, 01 November 2023 - 14:07 WIB
Maya Herawati
Musim Kemarau, Petani Bantul Didorong Menanam Kedelai Kedelai / Antara

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Petani di Kabupaten Bantul didorong untuk menanam kedelai di musim kemarau, saat ketersediaan air irigasi di lahan pertanian terbatas. Motivasi diberikan  Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul.

"Kami sudah memberikan motivasi kepada petani untuk beralih ke tanaman kedelai, dan tahun ini kita di Bantul hanya bisa menanam seluas 400-an hektare tanaman kedelai," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul Joko Waluyo di Bantul, Selasa (31/10/2023).

Advertisement

Menurut dia, motivasi kepada petani untuk menanam jenis tanaman polong-polongan tersebut karena diakui pada tahun 2022, tanaman kedelai di Bantul kurang maksimal, padahal beberapa tanaman komoditas yang lain mengalami tren peningkatan.

"Terus terang pada 2022 musim hujan berlangsung sampai September baru berhenti, sehingga tahun 2022 kita kekurangan kedelai, makanya tahun ini kita beri motivasi, agar petani tertarik menanam kedelai," katanya.

BACA JUGA: Harga Cabai di Kulonprogo Tinggi, Ini Imbauan Pemkab untuk Masyarakat

Dia mengatakan, minat petani menanam kedelai di Bantul diakui masih belum begitu tinggi, karena selama ini bahkan sejak dulu masih menganggap bahwa produktivitas panen kedelai masih rendah, hanya sekitar 1,4 sampai 1,6 ton per hektare.

Padahal, kata dia, apabila petani bisa membudidayakan tanaman kedelai dengan baik dan maksimal, maka hasilnya bisa mencapai dua ton per hektare, bahkan saat ini ada yang sudah bisa mencapai 2,4 ton per hektare.

"Maka kami terus sosialisasi kepada para petani bahwa sekarang tidak sama dengan kedelai dulu, produktivitas sudah di angka dua ton, dan harga kedelai harapan kami ke depan bisa naik terus, biar petani tertarik menanam kedelai," katanya.

Joko Waluyo mengatakan memang masih banyak petani belum tertarik menanam kedelai karena masih trauma produktivitas yang belum tinggi, dan untuk mengubah mindset petani tidak semudah membalikkan telapak tangan, sehingga perlu terus diupayakan agar makin tertarik.

"Karena memang harga kedelai untuk BEP [break even point] belum masuk baru Rp10.000 per kilogram, jadi petani belum tertarik. Sejauh ini dari pemerintah sudah memberikan stimulan untuk membantu benih, akan tetapi terbatas, dari pusat atau APBN," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Penyelundupan 142 Gram Sabu Asal Malaysia Berhasil Digagalkan

News
| Sabtu, 18 Mei 2024, 21:57 WIB

Advertisement

alt

Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu

Wisata
| Sabtu, 18 Mei 2024, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement