Advertisement

Kemenag Akan Gelar pemantauan Hilal Awal Ramadan di Empat Titik di DIY, Ini Lokasinya

Newswire
Kamis, 29 Februari 2024 - 01:17 WIB
Ujang Hasanudin
Kemenag Akan Gelar pemantauan Hilal Awal Ramadan di Empat Titik di DIY, Ini Lokasinya Ilustrasi pemantauan hilal. - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Kantor Kementerian Agama (Kemenag) lima kabupaten/kota di DIY akan menggelar pemantauan hilal (rukyatul hilal) awal Ramadhan 1445 Hijriah/2024 Masehi di empat lokasi berbeda pada 10 Maret 2024.

Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kantor Wilayah Kemenag DIY Jauhar Mustofa saat dihubungi di Jogja, Rabu, menuturkan jika sebelumnya rukyatul hilal hanya digelar oleh Kanwil Kemenag DIY, tahun ini kemenag kabupaten/kota diminta turut berpartisipasi dengan peralatan yang dimiliki.

Advertisement

"Tahun ini kami diminta oleh pusat untuk memperbanyak titik lokasi rukyatul hilal sehingga direkomendasikan kabupaten/kota juga melakukan pemantauan," kata Jauhar.

Jauhar menyebutkan rukyatul hilal yang digelar Kemenag Kabupaten Kulonprogo akan berlangsung di lantai tiga Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) menggunakan sebuah teropong jenis theodolite.

"Izinnya sudah diperoleh sehingga Kemenag Kulonprogo dengan instansi dan lembaga terkait akan melakukan rukyatul hilal di sana," kata dia.

Berikutnya, di Kabupaten Gunungkidul, rukyatul hilal bakal berlangsung di objek wisata HeHa Sky View dengan menggunakan satu theodolite dan satu teleskop.

Karena tidak memiliki tempat representatif, Kemenag Kota Jogja akan menggelar pemantauan hilal bersama Kemenag Sleman di rooftop Hotel Grand Keisha Yogyakarta menggunakan satu theodolite.

BACA JUGA: Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadan pada 11 Maret 2024

BACA JUGA: NU Memprediksi Awal Puasa Selasa 12 Maret 2024

Adapun Kemenag Bantul akan bergabung dengan Kanwil Kemenag DIY melakukan rukyatul hilal di Pos Observasi Bulan (POB) Syekh Bela Belu Parangtritis, Kabupaten Bantul menggunakan tiga teleskop milik BHR Kanwil Kemenag DIY dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta.

Menurut Jauhar, semakin banyak titik lokasi pemantauan diharapkan peluang melihat hilal dari DIY lebih besar dibandingkan sebelumnya.

"Situasi dan kondisi lokasi rukyatul hilal memengaruhi pengamatan posisi hilal atau ufuk baratnya. Cuaca seperti di POB yang selalu terbias dengan uap air juga memengaruhi pengamatan," kata dia.

Jauhar mengatakan berdasarkan data astronomis Badan Hisab Rukyat (BHR) DIY untuk 10 Maret 2024 ketinggian hilal saat matahari terbenam diperkirakan pada posisi 0 derajat, 11 menit, 25 detik.

Data tersebut menunjukkan bahwa hilal masih di bawah standar "imkanur" rukyat yang disepakati oleh Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) untuk penetapan awal Ramadhan yang mensyaratkan tinggi minimal tiga derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

Karena itu, Jauhar menyebut peluang perbedaan antara Muhammadiyah dengan pemerintah dalam penetapan awal Ramadhan 2024 sangat besar.

Meski demikian, lanjut dia, keputusan penetapan awal Ramadhan tetap menunggu hasil sidang isbat oleh Kemenag RI.

"Masyarakat tentu sudah dewasa dengan perbedaan awal Ramadhan sehingga kami berharap semua menyikapi dengan biasa saja," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

DKI Jakarta Masuk Kategori 50 Kota Maritim Terkemuka di Dunia

News
| Rabu, 15 Mei 2024, 01:17 WIB

Advertisement

alt

Tidak Hanya Menginap, Ini 5 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan di Garrya Bianti Yogyakarta

Wisata
| Senin, 13 Mei 2024, 15:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement