Advertisement
Buka Puasa Bersama di Gereja Santa Maria Wates, Shinta Nuriyah Ajak Masyarakat Jaga Kerukunan
Sinta Nuriyah berbuka puasa bersama dengan umat lintas agama, difabel dan kaum marjinal di Kompleks Gereja Santa Maria Bunda Penasihat Baik Wates, Kulonprogo, Kamis (21/3/2024). - ANTARA / Sutarmi
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Istri mendiang Presiden Republik Indonesia keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Sinta Nuriyah berbuka puasa bersama dengan umat lintas agama, difabel dan kaum marjinal di Kompleks Gereja Santa Maria Bunda Penasihat Baik Wates, Kulonprogo, Kamis (21/3/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Shinta Nuriyah, menjelaskan makna puasa."Puasa untuk menggugurkan kewajiban tahunan atau usaha karena Allah SWT, dan atau Ramadan datang lalu puasa yakni menahan dahaga dan lapar dari pagi sampai matahari terbenam?," tanya Shinta dalam acara bertajuk Buka Puasa Bersama Shinta Nuriyah Abdurahman Wahid, di Kompleks Gereja Santa Maria Bunda Penasihat Baik Wates.
Advertisement
Menurut Shinta Nuriyah, puasa yang sebatas menggugurkan kewajiban akan memunculkan keserakahan dan kezaliman, dan kegiatan-kegiatan yang tidak pas.
"Untuk itu, jangan melakukan puasa formalistik belaka, tapi puasa yang revolusioner yang mengubah orang yang berpuasa menjadi orang berkepribadian lebih baik," katanya lagi.
Lebih lanjut, Shinta Nuriyah mengatakan dirinya sangat senang berbuka puasa di Santa Maria Bunda Penasihat Baik Wates. Menurutnya acara ini merepresentasikan wajah Indonesia yang penuh dengan keberagaman suku dan agama.
"Saya sendiri merasa sangat bahagia, karena saya merasa bahwa saya seolah-olah melihat miniatur Indonesia yang sangat indah. Karena di sini berkumpul tidak hanya berbagai suku bangsa, tapi juga berbagai agama. Inilah wajah dari rakyat Indonesia. Karena itu sekali lagi saya merasa bahagia sekali hadir di tempat ini," katanya pula.
BACA JUGA: Shinta Nuriyah Menegaskan Pentingnya Kebhinnekaan
Shinta juga berpesan kepada rakyat Indonesia agar senantiasa menjaga kerukunan serta toleransi antarumat beragama.
"Kita ini adalah masyarakat yang pluralis, terdiri dari berbagai suku dan agama. Karena itu harus bisa hidup rukun, saling menghormati saling menghargai, saling menyayangi, itu pesan saya," katanya lagi.
Pastor Gereja Paroki Santa Maria Bunda Penasihat Baik Wates Romo Aloysius Budi Purnomo mengatakan, acara ini merupakan kolaborasi antara pihak gereja dengan program Safari Ramadan yang dibesut oleh istri mendiang Gus Dur.
Program itu sebenarnya bernama Sahur keliling, tapi karena penyelenggaraannya di gereja, maka waktu pelaksanaannya diubah jadi sore hingga tiba waktunya berbuka puasa.
"Ini merupakan momentum yang rutin setiap tahun dipercayakan oleh Ibu Shinta kepada saya sebagai salah satu bagian program sahur keliling beliau setiap tahun di bulan Ramadan. Maka buka bersama ini menjadi salah satu upaya dari beliau untuk terus membangun kerja sama dengan siapa saja tanpa diskriminasi apapun agam dan kepercayaannya," katanya pula.
"Nilai plus kegiatan ini adalah menjunjung tinggi kemanusiaan, kerukunan, persaudaraan dan semangat kebangsaan yang tanpa diskriminasi," katanya lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
OC Kaligis Desak Kejagung Tetapkan Eks Bupati Klaten Jadi Tersangka
Advertisement
5 Air Terjun Terindah dari Jawa hingga Sumatra, Pesonanya Bikin Takjub
Advertisement
Berita Populer
- Mahasiswa Jogja Dikeroyok di Warmindo Umbulharjo
- Dua Hari Abrasi Pantai Trisik, Empat Bangunan Milik Warga Rusak
- Kasus Kecelakaan Maut Palagan, Pengemudi BMW Dijatuhi Hukuman Penjara
- Penipu Pembelian Perusahaan Divonis 1,5 Tahun Oleh PN Bantul
- Sektor Pariwisata hingga Perdagangan Dominasi Investasi di Sleman
Advertisement
Advertisement



