Advertisement

Harga Bawang Merah Mahal, Gapoktan di Kulonprogo Budi Daya Benih untuk Tekan Biaya Produksi

Newswire
Minggu, 28 April 2024 - 22:27 WIB
Maya Herawati
Harga Bawang Merah Mahal, Gapoktan di Kulonprogo Budi Daya Benih untuk Tekan Biaya Produksi Ilustrasi panen bawang merah. / Antara

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Untuk persiapan benih masa tanam Agustus 2024 dan mengurangi biaya produksi Gabungan Kelompok Tani Sumber Makmur Kalurahan Srikayangan Kabupaten Kulonprogo mengembangkan budi daya bawang merah.  

Ketua Gabungan Kelompok Tani Sumber Makmur Kalurahan Srikayangan Sutardi di Kulonprogo, Minggu, mengatakan dirinya melaksanakan budi daya bawang merah seluas 1.200 meter persegi hasilnya dapat bibit lahan tanam seluas 8.000 meter persegi pada Agustus 2024.

Advertisement

"Saat ini harga bawang merah di tingkat petani berkisar Rp30.000 sampai Rp35.000 per kilogram. Pada saat masa tanam bawang merah berkisar Rp60.000 sampai Rp80.000 per kilogram. Sehingga kami melalukan budi daya benih untuk mengurangi biaya produksi," kata Sutardi, Minggu (28/4/2024).

Ia mengatakan dari luasan 215 hektare lahan bawang merah di Kalurahan Srikayangan, setiap Agustus, benihnya berasal dari Nganjuk (Jawa Timur). Petani mengenal nama benih dengan mana Tjajuk atau benih perpaduan dari Thailand dan Nganjuk. Harga benih sangat mahal berkisar Rp60.000 sampai Rp80.000.

"Kami berusaha menanam benih bawang merah secara mandiri dengan varietas lokal Srikayang," katanya.

BACA JUGA: Jual Kosmetik Tanpa Izin, Tiga WNI Ditangkap di Malaysia

Ketua Komisi II DPRD Kulonprogo Yuliyantoro mengatakan potensi lahan bawang merah Kulonprogo ada di Kalurahan Srikayangan, Sukoreno, Salamrejo, Demangrejo, Tuksono, dan Kedungsari seluas 600 hektare.

Namun lahan tersebut baru dimanfaatkan secara optimal seluas 400 hingga 500 hektare pada masa tanam Agustus. Setiap tahun, anggaran untuk membeli benih bawang merah oleh petani ke Nganjuk (Jawa Timur) sebesar Rp20 miliar.

"Kami mendorong petani untuk membiasakan diri budi daya benih bawang merah secara mandiri untuk mengurangi biaya produksi," katanya.

Menurut Yuliyantoro, masyarakat petani diarahkan untuk membuat benih sendiri di pekarangan, di lahan kering, dan budi daya lahan kering untuk bibit. Namun demikian, perlu managemen, modal yang besar pula.

"Akan tetapi dengan pemikiran efisiensi di budi daya nanti diharapkan penghasilan petani akan meningkat," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Rekomendasi Roti Sisir Enak di Jogja

Rekomendasi Roti Sisir Enak di Jogja

Jogjapolitan | 13 hours ago

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Harga Avtur di Indonesia Tertinggi se Asean, Bos AirAsia: 28 Persen Lebih Mahal dari Malaysia

News
| Minggu, 08 September 2024, 10:17 WIB

Advertisement

alt

Kawah Ijen Mulai Dibuka Kembali, Ini SOP Pendakiannya

Wisata
| Sabtu, 07 September 2024, 21:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement