Advertisement
Harga Bawang Merah Mahal, Gapoktan di Kulonprogo Budi Daya Benih untuk Tekan Biaya Produksi

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Untuk persiapan benih masa tanam Agustus 2024 dan mengurangi biaya produksi Gabungan Kelompok Tani Sumber Makmur Kalurahan Srikayangan Kabupaten Kulonprogo mengembangkan budi daya bawang merah.
Ketua Gabungan Kelompok Tani Sumber Makmur Kalurahan Srikayangan Sutardi di Kulonprogo, Minggu, mengatakan dirinya melaksanakan budi daya bawang merah seluas 1.200 meter persegi hasilnya dapat bibit lahan tanam seluas 8.000 meter persegi pada Agustus 2024.
Advertisement
"Saat ini harga bawang merah di tingkat petani berkisar Rp30.000 sampai Rp35.000 per kilogram. Pada saat masa tanam bawang merah berkisar Rp60.000 sampai Rp80.000 per kilogram. Sehingga kami melalukan budi daya benih untuk mengurangi biaya produksi," kata Sutardi, Minggu (28/4/2024).
Ia mengatakan dari luasan 215 hektare lahan bawang merah di Kalurahan Srikayangan, setiap Agustus, benihnya berasal dari Nganjuk (Jawa Timur). Petani mengenal nama benih dengan mana Tjajuk atau benih perpaduan dari Thailand dan Nganjuk. Harga benih sangat mahal berkisar Rp60.000 sampai Rp80.000.
"Kami berusaha menanam benih bawang merah secara mandiri dengan varietas lokal Srikayang," katanya.
BACA JUGA: Jual Kosmetik Tanpa Izin, Tiga WNI Ditangkap di Malaysia
Ketua Komisi II DPRD Kulonprogo Yuliyantoro mengatakan potensi lahan bawang merah Kulonprogo ada di Kalurahan Srikayangan, Sukoreno, Salamrejo, Demangrejo, Tuksono, dan Kedungsari seluas 600 hektare.
Namun lahan tersebut baru dimanfaatkan secara optimal seluas 400 hingga 500 hektare pada masa tanam Agustus. Setiap tahun, anggaran untuk membeli benih bawang merah oleh petani ke Nganjuk (Jawa Timur) sebesar Rp20 miliar.
"Kami mendorong petani untuk membiasakan diri budi daya benih bawang merah secara mandiri untuk mengurangi biaya produksi," katanya.
Menurut Yuliyantoro, masyarakat petani diarahkan untuk membuat benih sendiri di pekarangan, di lahan kering, dan budi daya lahan kering untuk bibit. Namun demikian, perlu managemen, modal yang besar pula.
"Akan tetapi dengan pemikiran efisiensi di budi daya nanti diharapkan penghasilan petani akan meningkat," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Presiden Prabowo Beli 985 Ekor Sapi, APPSI: Keuntungan Bagi Peternak
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- DLH Bantul Terjunkan Dua Tim untuk Tangani Sampah Iduladha 2025
- Pemkab Sleman Tunggu Aturan Resmi Soal Pemda Boleh Gelar Acara di Hotel dan Restoran
- Gandeng Tim Penggerak PKK, Pemkab Sleman Kembangkan Batik Lokal
- 13 Ribu Hewan Kurban Disembelih di Bantul, 285 Berpenyakit Cacing Hati
- Hari Raya Kurban, Bupati Harda Kiswaya Pantau Pembagian Hewan Kurban di Dua Tempat
Advertisement
Advertisement