Ini Tantangan Mendesak UMKM Jogja untuk Naik Kelas
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jogja memiliki potensi besar untuk naik kelas dan berkontribusi lebih besar dalam perekonomian lokal.
Penggiat sekaligus pelaku UMKM di Jogja, Arya Ariyanto mengatakan untuk mencapai hal itu ada sejumlah tantangan yang harus diatasi seperti kurangnya konsistensi dan komitmen dari pelaku UMKM. Dengan pendekatan yang tepat dan dukungan kuat pemerintah serta pihak terkait lainnya, lanjutnya, UMKM Jogja dapat melangkah maju bersaing di tingkat lebih tinggi.
Advertisement
"Pendampingan yang efektif harus mampu memperkuat komitmen dan konsistensi para pelaku UMKM. Ini bisa dilakukan melalui pembinaan manajerial, pelatihan keterampilan atau pengembangan jaringan kerja yang kokoh," ujar Arya melalui keterangan persnya, Selasa (7/5/2024).
BACA JUGA: Pelaku UMKM Kuliner di DIY Diedukasi Mengurus Sertifikasi Halal
Dirut PT Jogkem Grup dan saat ini juga tengah meramaikan bursa Balon Wakil Walikota Jogja itu mengatakan, bahwa pendampingan dari pemerintah seharusnya tidak hanya sebatas pada pelatihan dan menyelenggaraan pameran. Dia merinci, terdapat sejumlah penghambat dan kendala untuk naik kelas, yaitu rendahnya konsistensi dan komitmen pelaku UMKM Jogja.
"Ketika UMKM terus-menerus beralih dari satu bidang usaha ke bidang usaha lain dengan cepat, hal ini dapat menyebabkan ketidakstabilan dan kehilangan fokus," tandasnya.
Kendala lainnya adalah kerbatas sumber daya keuangan yang membuat UMKM sulit untuk menjaga konsistensi dalam operasional mereka. Kurangnya modal menghambat investasi dalam bahan baku berkualitas atau pengembangan produk baru, yang pada gilirannya dapat mengganggu aliran produksi dan pertumbuhan bisnis jangka panjang.
"Tak hanya itu, persaingan di pasar tenaga kerja yang ketat juga menjadi tantangan besar," ujar Arya.
UMKM sering kesulitan merekrut dan mempertahankan karyawan yang berkualitas. Kurangnya personel dapat membebani sisa staf yang ada dan mengganggu produktivitas, yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas produk dan layanan yang ditawarkan.
Selain itu, UMKM juga mengandalkan pemasok untuk memenuhi kebutuhan bahan baku mereka. Namun, ketidakstabilan dalam pasokan bahan baku dapat mengganggu aliran produksi dan menyebabkan penundaan dalam pengiriman produk kepada pelanggan.
"Faktor-faktor seperti fluktuasi harga, keterlambatan pengiriman, atau bahkan kualitas bahan baku yang buruk bisa menjadi penyebab utama masalah ini," katanya.
Dengan tekad dan kerja keras, kata Arya, UMKM terus berusaha untuk mengatasi kendala-kendala ini demi meraih kesuksesan dan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam dunia usaha yang kompetitif.
Pegiat UMKM Jogja Arya Ariyanto saat mengikuti kegiatan Donor Darah Bakpia Jogkem dan Joxzin Lawas ke-7 di Outlet Bakpia Jogkem Alkid, Jl. Langenastran Lor, Panembahan, Kraton, beberapa waktu lalu. Ist
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
- 20 Bidang Tanah Wakaf dan Masjid Kulonprogo Terdampak Tol Jogja-YIA
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
Advertisement
Advertisement