Deteksi Dini TB di Jogja Dilanjutkan Menyasar Kelompok Berisiko Tinggi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Deteksi dini penyakit tuberkulosis (TB) di Kota Jogja dioptimalkan melalui pencarian kasus secara aktif (active case finding/ACF) pada kelompok berisiko tinggi.
"Kelompok dengan risiko tinggi TB seperti anak-anak, orang dengan HIV/AIDS dan penderita diabetes melitus," ujar Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Jogja Lana Unwanah dalam keterangannya di Jogja, Jumat (30/8/2024).
Advertisement
Selain menyasar kelompok berisiko tinggi, kata Lana, pihaknya juga menggencarkan pencarian kasus pada lokus wilayah dengan potensi kasus TB yang tinggi.
Selama tiga tahun terakhir, menurut dia, Pemkot Jogja bersama Zero TB Jogja bekerja sama untuk melakukan ACF yang menyasar seluruh kelompok masyarakat di setiap wilayah untuk deteksi dini.
Dia menegaskan bahwa untuk memutus mata rantai penyebaran TB tidak sekadar menyasar pasien saja, tapi juga orang serumah atau yang memiliki intensitas kontak erat dengan pasien.
BACA JUGA: Ramai Tudingan Gratifikasi di Medsos, KPK Siap Mengklarifikasi Kaesang
Hingga Juli 2024, Pemkot Jogja mencatat temuan 775 kasus TB dengan tingkat keberhasilan pengobatan mencapai 70,4%, dengan 30% diantaranya merupakan TB resisten obat.
Pasien TB yang kontaknya diperiksa mencakup 15,74% dan kontak serumah yang mendapatkan pengobatan pencegahan 25%.
Lana mengimbau masyarakat terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), dan ketika memiliki gejala, seperti demam selama lebih dari dua minggu, batuk berkepanjangan atau penurunan berat badan agar segera mengunjungi puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
"TBC bisa sembuh dengan penanganan dan pengobatan yang tepat. Untuk itu jangan ragu periksa, karena kesadaran diri sendiri untuk menanggulangi TBC sangat penting agar penyakit ini segera teratasi dengan tuntas," ujar dia.
Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkot Jogja Wirawan Hario Yudo mengatakan selain berdampak pada permasalahan kesehatan, TB juga memengaruhi kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
Oleh sebab itu, penanggulangannya harus dilakukan dengan strategi pencegahan, penanganan, dan pengobatan yang tepat.
"Penanggulangan TB menjadi pekerjaan bersama lintas sektor, yang di dalam pelaksanaannya harus dilakukan dengan gerakan aktif dan masif, melibatkan seluruh lapisan masyarakat untuk mencapai Eliminasi TBC tahun 2030 secara nasional, dan Zero TB 2026 di Kota Jogja," tutur Wirawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Dukung Ketahanan Pangan, Polda DIY Produktifkan Lahan Kadar Keasaman Tinggi di Galur
- Jadwal dan Lokasi Keberangkatan Bus DAMRI di Jogja
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Kamis 21 November 2024
- Prakiraan Cuaca Hari Ini di Jogja dan Sekitarnya, BMKG: Masih Didera Hujan
- Jelang Pilkada Sleman, Harda-Danang Gelar Silaturahmi dengan Ponpes Wahid Hasyim
Advertisement
Advertisement