Advertisement

Jogja Alami Kenaikan Inflasi Tahunan, Ini Komoditas Pemicunya

Alfi Annisa Karin
Selasa, 01 Oktober 2024 - 18:17 WIB
Arief Junianto
Jogja Alami Kenaikan Inflasi Tahunan, Ini Komoditas Pemicunya BPS Kota Jogja memaparkan terkait kondisi inflasi bulan September 2024 di Kantor BPS Kota Jogja, Selasa (1/10/2024). - Harian Jogja/Alfi Annissa Karin

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Jogja kembali mencatat terjadinya deflasi secara bulanan (mont-to-month). Dibandingkan Agustus 2024, deflasi di Kota Jogja tercatat -0,16% dan menjadi angka yang terendah selama dua tahun terakhir.

Kepala BPS Kota Jogja, Mainil Asni mengatakan beberapa komoditas turut andil dalam angka deflasi. Beberapa di antaranya adalah cabai rawit, cabai merah, bensin, hingga tarif angkutan udara.

Advertisement

Ada juga daging ayam ras, wortel, telur ayam ras, jagung manis, bawang putih, hingga daun bawang yang juga turut menyumbang angka deflasi. Menurut Mainil, deflasi ini terjadi lantaran turunnya harga pada komoditas-komoditas itu.

"Dilihat dari potretnya harga-harga bahan makanan memang cenderung turun akhir-akhir ini. Mungkin karena kondisi, mungkin panennya sudah banyak. Memang sebagian besar terjadi penurunan," ujar Mainil saat ditemui di Kantor BPS Kota Jogja, Selasa (1/10/2024).

Sementara itu, jika dibandingkan dengan September 2023, Kota Jogja justru mengalami inflasi dengan angka mencapai 1,86%.

Ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran. Di antaranya, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,39%, pakaian dan alas kaki sebesar 1,06%, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,19%, dan lain-lain.

Beberapa komoditas yang turut menyumbang angka inflasi ini diantaranya adalah beras, sigaret kretek tangan (SKT), gula pasir, sigaret kretek Mesin (SKM), hingga kopi bubuk.

BACA JUGA: BPS: Inflasi Tahunan September 2024 di Angka 1,84 Persen

Kelompok penyumbang inflasi lainnya adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,49 persen. Komoditas penyumbang utama kelompok ini adalah emas perhiasan.

Azni mengatakan komoditas emas terhitung sudah 4-5 bulan ke belakang mengalami pelonjakan harga. Ini turut menjadi andil dalam angka inflasi di Kota Jogja.

"Kalau emas itu kita tidak bisa berbuat banyak karena emas ini patokannya dunia. Kalau dunia meningkat, ya kita otomatis tidak bisa bicara apapun," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

SETARA Institute Ungkap 130 Masalah di Tubuh Polri

News
| Rabu, 09 Oktober 2024, 20:57 WIB

Advertisement

alt

Bikin Seru Staycation Anda di Oktofest Super Sale Hotel Grand Rohan Jogja

Wisata
| Senin, 07 Oktober 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement