Advertisement

Promo November

Bukan Alat Penggiringan Opini Pemenangan, Survei Harus Berwatak Jujur, Berintegritas & Bertanggung Jawab

Media Digital
Rabu, 06 November 2024 - 09:07 WIB
Sunartono
Bukan Alat Penggiringan Opini Pemenangan, Survei Harus Berwatak Jujur, Berintegritas & Bertanggung Jawab Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto. - Istimewa.

Advertisement

JOGJA—Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto menegaskan pentingnya berdemokrasi guna meraih kemenangan di pilkada serentak lewat cara jujur dan bermartabat. 

Eko Suwanto, alumni Lemhannas menegaskan sikap jujur dan patuh pada etik moral menjadi pondasi yang baik guna meraih kepercayaan rakyat, menang di pilkada. 

Advertisement

"Pilkada ini kerja politik, saatnya berlomba merebut hati dan pikiran dengan menawarkan ide, gagasan, program kegiatan untuk merebut kepercayaan rakyat," kata Eko Suwanto. 

Saat berdiog dengan wartawan di Yogyakarta, Eko Suwanto memberikan catatan berkaitan dengan adanya berita rilis survei oleh IPDA yang disebut ada kontroversi, ada bau propaganda yang dipertanyakan validitas dan basis ilmiah metodologi pelaksanaan survei.  Sebagaimana termuat dibeberapa media, IPDA yang tidak terdaftar dalam Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia atau Persepi merilis hasil survei Pilkada Kota Yogyakarta yang datanya diambil tanggal 21 sd 25 Oktober 2024 dengan klaim jumlah responden 1200.

"Penggiringan opini oleh paslon tertentu ini, dengan mempertontonkan hasil survei oleh lembaga yang bukan anggota Persepi menjadi pertanyaan publik. Tidak ada data yang secara terbuka disampaikan ke publik selain angka-angka, Masyarakat jogja berharao lembaga ini secara jujur membuka metode, responden dan mengunkap jujur siapa yang mendanai survei ini" kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY. 

Tentang survei yang disampaikan dalam rilis berita sebelumnya, Eko Suwanto menyatakan ada beberapa pertanyaan yang menggelitik, setelah mempelajari berita, setelah menggali informasi dari beberapa pihak

"Catatan saja, IPDA bukanlah lembaga survei yang tercatat dan menjadi anggota Persepi, perkumpulan survei opini publik Indonesia," kata Eko Suwanto. 

Sejumlah kejanggalan dan pertanyaan diantaranya disebutkan jumlah responden 1.200.  Di dalam publikasi survei juga tak dilakukan secara terbuka dalam forum ilmiah. 

"Belum ketemu, barangkali ada kawan-kawan yang terima laporan survei, ada pertanyaan yaitu mengapa tidak ada satu ruang yang menjelaskan misalnya lewat dialog terbuka, pengumuman lewat jumpa pers. Survei yang baik tentu butuh metode ilmiah dan akademik. Kejanggalan lainnya juru bicara salah satu paslon di Kota yang menanggapi hasil survei ini diindikasikan juga salah satu aktifis dari lembaga yang lakukan survei. Jika ini benar wah ya tidak obyektif," kata Eko Suwanto. 

Eko Suwanto menegaskan, masyarakat Yogyakarta sudah cerdas dalam menentukan pilihan dan memilah informasi.  Berkaitan survei pilkada, harus jujur, lembaga harus jelaskan ke publik dibiayai atau mandiri, karena hasilnya dipublikasikan, termasuk menjelaskan metodenya seperti apa. 

"Ilmiah atau tidak. Kita juga mencari tahu jumlah responden 1.200 di mana saja, bagaimana verifikasi data dan seterusnya. Silakan dibuka," kata Eko Suwanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024

News
| Sabtu, 23 November 2024, 14:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement