Advertisement

Peneliti UGM Sebut Gua di JJLS Punya Ornamen Terbaik di Gunungkidul

Newswire
Senin, 11 November 2024 - 22:27 WIB
Maya Herawati
Peneliti UGM Sebut Gua di JJLS Punya Ornamen Terbaik di Gunungkidul Tangkapan layar rekaman video suasana di dalam gua yang ditemukan di kawasan proyek JJLS di Kecamatan Saptosari, Gunungkidul, DIY. Antara/ist-Instagram - @updatedisini

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Gua di lokasi pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di Planjan, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul memiliki ornamen gua terbaik di wilayah itu. Hal ini diutarakan  Guru Besar Bidang Ilmu Geomorfologi Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Eko Haryono.

Eko saat dihubungi di Jogja, Senin, menuturkan berdasarkan hasil penelitian, gua tersebut termasuk gua tipe freatik yang memiliki ornamen stalaktit dan stalagmit lengkap dan masih aktif.

Advertisement

"Intinya dia lengkap ornamennya. Paling bagus itu di Gunungkidul," ujar Eko, Senin (11/11/2024).

Eko menjelaskan bahwa proses pembentukan gua freatik yang ditemukan pada 15 Oktober 2024 tersebut diperkirakan telah berlangsung selama seratus ribu tahun lebih.

Gua tersebut, kata dia, terbentuk di dekat muka air tanah. Aliran air dari permukaan kemudian membentuk rongga pada batuan secara terus-menerus dan diikuti dengan pembentukan stalagmit.

"Air tanah yang jauh di bawah kemudian terangkat dan stalagmitnya tumbuh," ujar dia.

BACA JUGA: Pelaksanaan Tunggu Pusat, Bantul Siapkan Rp50 Miliar untuk Program Makan Bergizi Gratis

Sementara itu, untuk stalaktit pada gua tersebut terbentuk akibat tetesan dari larutan batuan kapur yang berada di atas gua.

"Batuan di atasnya mudah larut kemudian dia masuk gua, menetes, CO2-nya lepas terus terjadi presipitasi jadi banyak ornamen guanya," kata dia.

Dengan demikian, Eko menilai gua tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata kendati harus diikuti dengan penelitian lebih lanjut terkait daya dukung gua.

"Itu potensial untuk wisata tetapi nanti perencanaan wisatanya yang seperti apa itu perlu dilihat daya dukungannya," ujar dia.

Untuk menghindarkan dari ancaman kerusakan, Eko menyarankan stalaktit dan stalagmit gua dilengkapi dengan pelindung kaca dan hanya dibuka secara terbatas bagi wisatawan.

"Saat ini gua ditutup sementara. Nanti kalau ingin dijadikan objek wisata terbatas, bisa dibuka untuk dilakukan penelitian daya dukung gua," ujar dia.

Sebelumnya, sebuah gua dengan stalaktit dan stalagmit ditemukan di lokasi pengerjaan proyek JJLS di wilayah Planjan, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul, DI Jogja pada 15 Oktober 2024.

Mengutip laman resmi Pemkab Gunungkidul, selama ini tercatat sebanyak 119 gua karst ditemukan di kabupaten itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Sejumlah Kendaraan Hilang Tersapu Banjir Bandang di Sukabumi

News
| Kamis, 05 Desember 2024, 00:07 WIB

Advertisement

alt

Berkunjung ke Chengdu Melihat Penangkaran Panda

Wisata
| Sabtu, 30 November 2024, 21:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement